Jakarta, IDN Times - Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi pesan instan Telegram, ditangkap di Prancis pada Sabtu lalu. Melansir dari New York Times pada Selasa (27/8/2024), penangkapan ini terkait dengan tuduhan serius mengenai aktivitas kriminal yang terjadi di platform Telegram.
Jaksa Paris, Laure Beccuau, mengungkapkan bahwa penyelidikan mencakup tuduhan terkait penyebaran materi pelecehan seksual anak, transaksi ilegal, dan penipuan di platform Telegram. Durov juga dituduh menolak untuk bekerja sama dengan otoritas dalam menangani masalah ini.
Ia ditahan di bandara Le Bourget, dekat Paris, sesaat setelah tiba dari Azerbaijan dengan jet pribadinya. Penangkapan mengejutkan ini memicu perdebatan global tentang kebebasan berekspresi dan tanggung jawab platform media sosial. Telegram, yang memiliki hampir 1 miliar pengguna, selama ini dikenal dengan komitmennya terhadap privasi dan kebebasan berbicara.