Biden Larang Pejabat Nikaragua Masuk ke AS

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Bieden pada hari Selasa (16/11/2021) memberlakukan larangan bagi pejabat Nikaragua untuk datang ke AS. Larangan ini diterapkan AS sebagai respons atas hasil pemilu Nikaragua pada 7 November, yang dianggap pemerintah Biden ada tindakan kecurangan untuk memenangkan kembali Presiden Nikaragua, Daniel Ortega dan istrinya, Wakil Presiden Rosario Murillo.
1. Pemerintah Biden menuduh Nikaragua melakukan kekerasan terhadap sipil
Melansir dari The Hill, larangan yang diberlakukan Biden ini berlaku untuk Ortega dan istrinya, pejabat terpilh lainnya, termasuk walikota, bersama dengan pasangan dan anak-anak dari kedua pemimpina Nikaragua.
Dalam pengumuman larangan ini Biden mengatakan kekerasan pemerintah Ortega telah memaksa AS untu mengambil tindakan. Dia menuduh pemerintah Ortega tidak demokratis dan otoriter, yang menyebabkan kelumpuhan proses pemilu dan menghilangkan hak warga untuk dapat memilih pemimpinnya dengan bebas dan adil.
Dalam larangannya Biden juga menuduh pejabat Nikaragua, dari walikota hingga kelompok parapolisi dan hakim yang mendukung Ortega telah mengatur kekerasan dan menerapkan praktik tidak demokratis dengan memenjarakan pengunjuk rasa dan membungkam mereka. Pemerintah Biden menuduh adanya tindakan pelecehan fisik dan psikologis terhadap tahanan politik oleh polisi dan otoritas penjara.
Dalam pemilu 7 November pemerintah Ortega menerapkan banyak larangan terhadap partai oposisi, dengan menahan 40 tokoh oposisi, termasuk tujuh calon penantang presiden, dan juga menindak media independen.
Dalam laporan pada 2020 dari Departemen Luar Negeri AS menunjukkan ada 325 pembunuhan dan ratusan penghilangan selama pemberontakan pro-demokrasi pada 2018.