Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden AS Joe Biden. (Twitter.com/President Biden)
Presiden AS Joe Biden. (Twitter.com/President Biden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Paris, Prancis, pada Jumat (7/6/2024). Dalam pertemuan itu, Biden menyampaikan permintaan maaf atas keterlambatan paket bantuan militer terbaru.

Pertemuan ini merupakan tatap muka pertama sejak Zelenskyy mengunjungi Washington pada Desember 2023. Selain pembicaraan di Paris, keduanya juga menghadiri peringatan 80 tahun pendaratan D-Day di Normandia.

1. AS beri bantuan tambahan untuk Ukraina

Bendera Ukraina. (Unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)

Dilansir Reuters, Biden meminta maaf atas penundaan paket bantuan terakhir AS yang disahkan di Kongres pada April. Dia juga menyampaikan telah menandatangani bantuan tambahan sebesar 225 juta dolar AS (Rp3,6 triliun) untuk membantu pembangunan kembali jaringan listrik.

"Saya minta maaf atas minggu-minggu ini saya tidak mengetahui apa yang akan terjadi dalam hal pendanaan. Beberapa anggota kami (Kongres) yang sangat konservatif mendukung hal ini. Tapi akhirnya kami berhasil menyelesaikannya," kata Biden.

"Anda belum menyerah, Anda belum menyerah sama sekali, Anda terus berjuang dengan cara yang sungguh luar biasa. Kami tidak akan meninggalkanmu," ujarnya.

Zelenskyy berterima kasih atas dukungan militer, keuangan, dan kemanusiaan yang diberikan.

"Sangat penting bagi kamu untuk tetap bersama kami. Seluruh rakyat AS tetap bersama Ukraina, seperti saat Perang Dunia Kedua, bagaimana AS membantu menyelamatkan nyawa manusia, menyelamatkan Eropa," kata Zelenskyy.

Kedua pemimpin itu akan bertemu lagi minggu depan di KTT G7 di Italia, saat negara-negara kaya di Barat membahas penggunaan aset Rusia sebesar 50 miliar dolar AS (Rp813 triliun) bagi Ukraina.

2. AS izinkan senjatanya digunakan untuk serang wilayah Rusia

Ilustrasi senjata api. (Pexels.com/Dan Galvani Sommavilla)

Dalam sambutannya di Normandia pada Kamis, Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai seorang tiran. Saat ini, negara Eropa tersebut sedang memperjuangkan wilayah Kharkiv yang digempur sejak 10 Mei.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, paket keamanan baru itu mencakup pencegat pertahanan udara, sistem artileri dan amunisi, kendaraan lapis baja, senjata anti-tank, dan memperkuat pertahanan udara dan kemampuan di garis depan.

Pekan lalu, AS memberi persetujuan penggunaan senjatanya ke sasaran militer di Rusia yang mendukung serangan terhadap Kharkiv.

Jon Finer, wakil penasihat keamanan nasional, mengatakan negaranya berupaya memenuhi kebutuhan persenjataan dalam perang tersebut.

“Jika ada dua hal yang bisa kami berikan dalam jumlah tak terbatas kepada Ukraina untuk mencoba membalikkan keadaan dalam perang ini, itu adalah amunisi artileri dan pencegat pertahanan udara, tapi AS kekurangan pasokan," kata Finer dalam forum Pusat Keamanan Amerika Baru.

3. Prancis akan kirim jet tempur ke Ukraina

Ilustrasi pesawat tempur. (Unsplash.com/Daniel Eledut)

Dilansir BBC, sebelumnya Zelenskyy mengatakan bahwa konflik yang terjadi saat ini dengan Rusia membuat Eropa tidak lagi menjadi benua yang damai. Dia menyatakan harapannya bahwa pertemuan puncak yang diselenggarakan di Swiss akhir bulan ini dapat membantu mengakhiri perang.

Dalam kunjungan ini, Zelenskyy dijadwalkan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Pada Kamis malam, Macron mengatakan Paris akan mengirim jet tempur Mirage 2000 ke Ukraina dan memberi pelatihan kepada pilot.

Dia mengatakan pelatihan bisa dimulai musim panas ini. Biasanya butuh waktu antara lima atu enam bulan. Macron juga mengatakan Barat akan mempertimbangkan permintaan pengiriman instruktur militer untuk melatih pasukan.

Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, mengatakan tindakan Prancis menunjukkan negara itu bersedia mengambil peran langsung dalam perang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team