ilustrasi jurnalis (IDN Times/Aditya Pratama)
Dilansir Africa News, Persatuan Jurnalis Nasional Somalia (NUSOJ) mengatakan serangan itu membuat mereka sangat terguncang dan marah atas tindakan tidak masuk akal dan brutal yang merenggut nyawa Ney. Asosiasi Pers Internasional Afrika Timur (IPAEA) juga mengutuk pembunuhan tersebut.
Omar Faruk Osman, direktur persatuan pers NUSOJ, mengecam serangan itu yang disebutnya sebagai pembunuhan tragis dan tanpa ampun terhadap jurnalis cerdas. Osman juga menyoroti bahaya yang terus berlanjut sebagai jurnalis di Somalia.
“Sangat meresahkan menyaksikan kejadian lain di mana seorang jurnalis di negara kita harus menanggung akibatnya. Berapa lama lagi kita harus menanggung kekerasan tidak masuk akal yang merampas suara-suara cemerlang ini?” Katanya.
Jurnalis Mohamed Isse Hassan tewas pada Oktober tahun lalu, salah satu dari 100 orang yang tewas dalam dua pemboman mobil di Mogadishu. Sebelumnya Ahmed Mohamed Shukur, juga seorang jurnalis televisi, terbunuh dalam ledakan ranjau darat.
Sejak 2010 ada lebih dari 50 pekerja media terbunuh di Somalia. Negara itu menjadi salah satu tempat paling berbahaya bagi jurnalis di Afrika.