Ilustrasi tentara (unsplash.com/Diego Gonzalez)
Pernyataan itu menunjukkan bahwa Rusia menghadapi posisi sulit di Ukraina. Sebelumnya, Kremlin memperkirakan operasi militernya akan rampung beberapa minggu usai menyerbu Kiev pada 24 Februari 2022.
Saat musim gugur, pasukan Rusia mengalami rentetan kemunduran. Hal itu terlihat saat militer Ukraina melakukan serangan balik dan merebut kembali wilayahnya di timur dan selatan.
Hingga kini, Rusia enggan memprediksi soal berapa waktu yang diperlukan untuk menang dalam pertempuran. Namun begitu, pihaknya mengatakan perang akan berlanjut sampai tujuannya terpenuhi.
Jelang satu tahun perang, sejumlah pejabat Ukraina dan Barat memperingatkan bahwa Rusia dapat mengerahkan serangan lebih ofensif. Akan tetapi, juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Chernyak mengatakan, Rusia tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan itu.
“Tujuan utama pasukan Rusia tetap mencapai setidaknya beberapa keberhasilan taktis di Ukraina timur,” katanya, dikutip dari Associated Press.
Terkait kondisi pertempuran di wilayah timur, Prigozhin mengatakan bahwa tentara Grup Wagner masih menghadapi pertempuran sengit untuk merebut benteng di Bakhmut, kota Donetsk. Dia juga mengaku bahwa pasukan Ukraina melakukan perlawanan sengit.
Selain menghadapi pertempuran sengit di Donbass, Rusia juga mengganggu kehidupan warga Ukraina dengan menghancurkan sejumlah fasilitas energi di tengah musim dingin.