Presiden Brasil, Lula da Silva ketika sampai di Lisbon, Portugal, Jumat (21/4/2023). (twitter.com/LulaOficial)
Retaknya relasi Brasil-Nikaragua terjadi menyusul penangkapan Uskup Nikaragua Rolando Alvarez atas dugaan perlawanan terhadap negara. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, mengaku dapat permintaan dari Paus Francis untuk mendekati Ortega.
"Saya sudah berbicara dengan Paus Francis dan dia meminta saya untuk berbicara dengan Ortega mengenai Uskup Rolando Alvarez yang ditahan. Yang terpenting adalah Ortega tidak mau menjawab panggilan telepon saya dan tidak mau berbicara dengan saya. Maka dari itu, saya tidak mau berbicara dengannya lagi," terangnya, dikutip EFE.
"Sangat disayangkan seorang yang mewujudkan revolusi seperti Ortega yang mengalahkan diktator Somoza, saat ini justru tidak tahu apa arti revolusi tersebut karena ia ingin terus berkuasa. Sebaiknya seluruh negara harus punya alternatif dalam kekuasaan karena itu adalah demokrasi yang sehat," sambungnya.
Lula sebenarnya punya hubungan yang baik dengan Ortega sejak 1980-an. Namun, hubungan tersebut retak menyusul keputusan pemerintah Nikaragua untuk mempersekusi oposisi politik.