Jakarta, IDN Times - Pemerintah Mongolia menyampaikan permintaan maaf dan mengungkapkan alasannya setelah gagal melaksanakan surat perintah penangkapan internasional terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, ketika pemimpin itu mendarat di negara tersebut untuk kunjungan resmi pada Senin (2/9/2024).
Juru bicara pemerintah mengatakan bahwa Mongolia berada dalam posisi ketergantungan energi sehingga sulit untuk memborgol Putin berdasarkan surat perintah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas kejahatan perang di Ukraina.
"Mongolia mengimpor 95 persen produk minyak bumi dan lebih dari 20 persen listrik dari lingkungan sekitar kami, yang sebelumnya mengalami gangguan karena alasan teknis. Pasokan ini sangat penting untuk menjamin keberadaan kami dan rakyat kami," ungkap juru bicara pemerintah, dikutip dari Politico.
Juru bicara tersebut juga menambahkan bahwa kunjungan Putin sesuai dengan preseden bersejarah para kepala negara yang bersama-sama merayakan ulang tahun kemenangan pasukan Soviet dan Mongolia atas Jepang dalam Pertempuran Khalkhin Gol pada 1939.