Racun risin ditemukan di rumah tersangka pada awal Agustus, beberapa hari setelah serangan. Racun tersebut berasal dari tanaman dan menjadi salah satu racun paling mematikan di dunia. Diperkirakan 6 ribu kali lebih beracun dibandingkan sianida.
Namun, Renu Bindra dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris menyatakan, tidak ada bukti pada korban, responden, atau anggota masyarakat yang terpapar racun risin baik sebagai bagian dari insiden maupun setelahnya. Racun ini juga tidak ditemukan di lokasi kejadian.
"Saya menghargai bahwa informasi ini mungkin mengkhawatirkan. Namun, saya ingin menekankan bahwa tidak ada bukti keracunan risin pada siapa pun yang terlibat atau terkait dengan insiden ini," kata Bindra, dilansir dari The Guardian.
Sementara itu, Kepala Polisi Merseyside, Serena Kennedy, menyatakan bahwa tidak ada bukti racun risin di Hart Space dan insiden serangan belum dinyatakan sebagai aksi terorisme. Dia menekankan agar masyarakat tidak berspekulasi dan termakan informasi palsu di media sosial.
“Kepolisian Antiterorisme belum menyatakan serangan pada hari Senin 29 Juli sebagai insiden teroris. Saya menyadari bahwa tuduhan baru tersebut dapat menimbulkan spekulasi. Kasus yang menjerat Axel Rudakubana berdasarkan Undang-Undang Terorisme tidak memerlukan bukti motif," kata Kennedy pada Selasa (29/10/2024).
"Agar suatu kasus dapat dinyatakan sebagai insiden teroris, bukti motif harus ditetapkan," tambah dia.