Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi tentara. (Unsplash.com/Diego González)

Jakarta, IDN Times - Burkina Faso, pada Minggu (19/2/2023), mengumumkan berakhirnya operasi militer Prancis di negara itu. Sehari sebelumnya telah dilakukan upacara penurunan bendera di sebuah kamp pasukan Prancis di pinggiran ibu kota Ouagadougou.

Bulan lalu, pemerintah Burkina Faso telah mengakhiri kerja sama militer dengan Prancis. Negara Eropa itu diberi waktu satu bulan untuk menarik sekitar 400 pasukannya.

1. Hubungan dengan Prancis memburuk

Bendera Prancis. (Unsplash.com/Rafael Garcin)

Melansir Reuters, Staf Umum Angkatan Bersenjata Burkina Faso mengikuti upacara penurunan bendera yang menandai akhir dari operasi Satuan Tugas di Burkina Faso.

Hubungan Prancis-Burkina Faso mengalami kemunduran tajam, yang mencakup keputusan Ouagadougou agar Paris untuk menarik duta besarnya. Tahun lalu terjadi peningkatan aksi unjuk rasa menentang kehadiran militer Prancis, sebagian karena persepsi bahwa Prancis tidak berbuat cukup melawan pemberontak.

Selama seminggu terakhir, sekelompok kecil pengunjuk rasa anti-Prancis bertemu setiap malam di Ouagadougou untuk mengawasi tanda-tanda penarikan Prancis.

"Kami tidak ingin detik terkecil ditambahkan ke tanggal yang dijadwalkan (keberangkatan). Biarkan mereka pergi dan serahkan Faso kami kepada kami," kata Amade Maiga, salah satu pengunjuk rasa.

2. Pengaruh Rusia semakin besar

Editorial Team

Tonton lebih seru di