Ilustrasi perang Iran Israel (IDN Times/Aditya Pratama)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei mengatakan, keputusan ini mencerminkan kekhawatiran dan kemarahan publik Iran.
Perang 12 hari itu dimulai ketika Israel melancarkan kampanye pengeboman besar-besaran terhadap Iran dan menewaskan komandan militer dan ilmuwan nuklir, sementara Teheran menanggapinya dengan gelombang rudal dan pesawat nirawak yang diluncurkan ke Israel.
Lalu pada 22 Juni, sekutu Israel, Amerika Serikat, melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap fasilitas nuklir Iran di Fordo, Isfahan, dan Natanz.
Menurut badan peradilan, lebih dari 900 orang tewas di Iran. Menurut pihak berwenang, serangan balasan Iran menewaskan 28 orang di Israel.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa serangan AS telah menghancurkan program nuklir Iran, meskipun tingkat kerusakannya belum jelas. Sedangkan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi telah mengakui kerusakan serius pada situs nuklir mereka.