Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian. twitter.com/MFA_China
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian. twitter.com/MFA_China

Jakarta, IDN Times – China menuduh militer Amerika Serikat (AS) mengoperasikan biolab berbahaya di Ukraina. Propaganda itu digaungkan China guna memperkuat dalih Rusia melancarkan agresi ke Ukraina.

"Biolab AS di Ukraina memang menarik banyak perhatian baru-baru ini. Semua patogen berbahaya di Ukraina harus disimpan di laboratorium, yang kegiatan penelitiannya dipimpin oleh AS," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, pada Selasa (8/3/2022) dikutip dari The Straits Times.

1. China desak AS terbuka soal laboratorium di Ukraina

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, berbicara dalam konferensi pers harian pada Senin (25/1/2021) kemarin. (fmprc.gov.cn)

Zhao meminta pihak independen untuk memastikan keamanan fasilitas tersebut. Dia juga mendesak Washington untuk transparan soal laboratorium tersebut.

"AS, sebagai pihak yang paling mengetahui laboratorium, harus mengungkapkan informasi yang spesifik sesegera mungkin, termasuk virus mana yang disimpan dan penelitian apa yang telah dilakukan dan diadakan," ujar dia.

Pendekatan seperti itu pernah diterapkan China, ketika komunitas internasional mendesak mereka untuk terbuka soal asal-usul COVID-19.

Selain itu, China juga pernah menuduh Fort Detrick, fasilitas militer AS di Maryland, yang diklaim oleh Uni Soviet pada 1980-an sebagai laboratorium yang menyebarkan virus AIDS.

2. Tuduhan Rusia ke Ukraina terkait pengembangan nuklir semakin gencar

Ilustrasi bahan nuklir (Pixabay.com/ar130405)

Dalam cuitannya, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, tuduhan Rusia seputar Ukraina yang mengembangkan senjata biologis atau nuklir semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir.

"Narasi ini sudah lama digemakan, tetapi saat ini sedang diperkuat sebagai bagian dari pembenaran retrospektif untuk invasi Rusia ke Ukraina," tambahnya.

Sejak 1991, unit Departemen Pertahanan AS telah bekerja sama dengan satelit bekas Uni Soviet, termasuk Ukraina, untuk mengamankan dan membongkar senjata pemusnah massal yang tertinggal.

Departemen Pertahanan dan Kementerian Kesehatan Ukraina juga pernah menandatangani perjanjian dengan organisasi dari AS pada 2005, untuk mencegah proliferasi patogen di laboratorium di Kiev, Lviv, Odesa dan beberapa kota lain.

3. Posisi China terkait perang di Ukraina tetap sama

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian. twitter.com/thouse_opinions

Pada saat yang sama, Zhao mengulangi posisi China terkait perang di Ukraina yang akan memasuki pekan kedua. Beijing meminta agar pihak-pihak yang bersengketa menahan diri dan memilih jalur dialog. 

Namun, China enggan menyebut operasi militer yang dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai invasi atau penyerbuan.

Ketika dimintai tanggapan oleh seorang wartawan terkait hal itu, Zhao hanya mengatakan, “Saya rasa pertanyaan itu tidak ada gunanya.”

Editorial Team