Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi proses pembangunan. pexels.com/Pixabay
Ilustrasi proses pembangunan. pexels.com/Pixabay

Shijiazhuang, IDN Times - Setelah wabah COVID-19 meningkat dan sebabkan puluhan juta orang diisolasi secara ketat, Tiongkok bergegas membangun pusat karantina yang diperkirakan dapat menampung sejumlah 4.000 orang. Pusat karantina kembali dibangun, kali ini di kota Shijiazhuang, ibu kota Provinsi Hebei, yang belakangan ini menjadi pusat penyebaran terbaru kasus COVID-19 di negara tirai bambu itu.

Melansir dari France24, sebagian besar Tiongkok telah mengendalikan virus bahkan ketika seluruh dunia sedang berjuang dengan kematian yang semakin meningkat dan fasilitas rumah sakit yang penuh. Sebagian besar wilayah Tiongkok justru telah kembali normal. Akan tetapi, peningkatan kasus baru secara tiba-tiba belakangan ini membuat para pejabat khawatir. Kekhawatiran semakin bertambah lantaran Tiongkok akan menyambut tahun baru Imlek pertengahan Februari mendatang.

Menjelang tahun baru Imlek, masyarakat biasanya memiliki tradisi berpergian atau pulang kampung agar bisa bertemu dan berkumpul dengan saudara dan kerabat. Pemerintah memperkirakan ratusan juta orang akan berpergian di waktu tersebut dan hal ini membuat pemerintah seakan berada di ujung tanduk. 

1. Pusat karantina dapat menampung 4.000 orang dan dilengkapi berbagai fasilitas

Ilustrasi buruh konstruksi yang bekerja hingga malam. unsplash.com/Jason Richard

Awalnya, pusat karantina direncanakan agar bisa menampung 3.000 orang. Namun kemudian, bangunan diperluas hingga bisa memenuhi kapasitas 4.160 orang. Wakil Walikota Shijiazhuang, Meng Xianghong pada hari Senin (18/01) mengatakan, pemerintah mengerahkan lebih dari 4.000 pekerja konstruksi dengan pekerjaan siang-malam selama enam hari untuk penyelesaian tahap pertama. 

Konstruksi mulai dibangun pada 13 Januari 2021, dan hingga kini bagian utama pusat karantina telah selesai dan siap difungsikan. Sementara itu, konstruksi tahap dua sedang dalam pembangunan. 

Setiap kamar prefabrikasi diperkirakan berukuran 18 meter persegi dan di dalamnya akan dilengkapi berbagai fasilitas, seperti kamar mandi ensuite  dan shower, meja, kursi, tempat tidur, WiFi, serta satu set televisi. 

Proyek ini mengingatkan pada upaya Tiongkok di awal pandemi ketika pertama kalinya virus corona merebak di kota Wuhan. Kala itu pihak berwenang bergegas membangun fasilitas medis termasuk rumah sakit dengan kapasitas 1.000 orang, hanya dalam waktu sepuluh hari. 

2. Tiongkok laporkan kematian pertama dalam delapan bulan di Hebei

Ilustrasi laman statistik kasus COVID-19. pexels.com/Markus Spiske

Melansir dari CNN, pada hari Selasa (19/01), Tiongkok melaporkan sejumlah 103 kasus baru terkonfirmasi dan 58 infeksi tanpa gejala, yang dihitung terpisah dan tersebar di empat wilayah provinsi. Sementara itu, komisi kesehatan provinsi melaporkan, Provinsi Hebei kini memiliki total 818 kasus lokal aktif dan lebih dari 200 infeksi tanpa gejala.

Tiongkok juga melaporkan pada Hari Rabu (13/01), seorang pasien meninggal di Hebei. Peristiwa ini merupakan kematian pertama COVID-19 yang terjadi dalam waktu 242 hari. Hingga kini, jumlah kasus COVID-19 yang terkonfirmasi di daratan Tiongkok sebanyak 88.557, sedangkan kematian resmi dilaporkan sejumlah 4.632.

3. Pemerintah terapkan lockdown di kota Shijizhuang

Ilustrasi ajakan tetap di rumah selama lockdown. unsplash.com/Glen Carrie

Sebagai upaya menahan penyebaran, pemerintah setempat memberlakukan kebijakan lockdown kota Shijizhuang pada 8 Januari dengan melarang 11 juta penduduk meninggalkan kota itu. Selain itu, pemerintah Tiongkok juga memindahkan lebih dari 20.000 warga dari 12 desa di Shijiazhuang ke pusat karantina lain.

Dilansir dari The Washington Post, orang-orang yang ada riwayat kontak dekat dengan pasien terkonfirmasi COVID-19 akan segera dipindahkan ke pusat karantina Hebei segera setelah bangunan tersebut selesai beberapa hari mendatang.

Sampai saat ini, lebih dari 17 juta orang di Hebei menjalani tes. Pihak berwenang juga sedang menggalakkan pengujian masal putaran kedua di tiga kota besar, Shijizhuang, Xingtai, dan Langfang. Pemerintah Hebei mendesak agar penduduk tetap di rumah, juga mengirimkan petugas ke seluruh daerah perkotaan dan pedesaan. Petugas diharapkan dapat menegakkan kebijakan dan memastikan orang-orang di Hebei tidak berpergian keluar provinsi ataupun ke Beijing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team