Jakarta, IDN Times - Singapura terpaksa memperketat lockdown atau penguncian selama sebulan ke depan, setelah lonjakan infeksi COVID-19 akibat klaster lokal. Patut disayangkan sebab dalam tiga minggu terakhir Singapura berada di koridor yang tepat untuk mengakhiri pandemik COVID-19, strategi yang disebut sebagai fase “menuju hidup berdampingan dengan corona.”
Negara kota di Asia Tenggara itu mencatat kasus penularan tertinggi dalam 11 bulan terakhir, dengan penambahan 195 infeksi pada 20 Juli 2021, berdasarkan data Worldometer. Otoritas Singapura akhirnya kembali menuju fase pengetatan seperti Mei lalu, yaitu larangan makan di tempat, menutup gym, dan membatasi pertemuan hanya untuk dua orang.
Dilansir dari The Sydney Morning Herald, perkembangan virus terkini merupakan kemunduran bagi ambisi Singapura untuk menangani COVID-19 layaknya influenza dan memperlakukannya seperti endemik alih-alih pandemik.