Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustras petugas imigrasi melakukan pengecekan data bagi WNA (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Ilustras petugas imigrasi melakukan pengecekan data bagi WNA (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Intinya sih...

  • Perempuan hendak ke Pakistan temui pacar Facebook

  • Dia kirim uang untuk biaya hidup dan tiket, petugas curiga penipuan

  • Petugas khawatir perempuan jadi korban human trafficking

Jakarta, IDN Times - Unggahan akun Instagram Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Selatan (Jaksel) membagikan video, saat seorang petugas berusaha mencegah perempuan hendak pergi ke Pakistan.

Saat diwawancari ketika proses permohonan paspor, petugas imigrasi menanyakan alasan perempuan itu pergi ke Pakistan. Petugas mencurigai dia adalah korban penipuan.

Sebab, perempuan itu mengaku ingin kuliah ke Pakistan, padahal tidak pernah ke sana. Namun saat dikonfirmasi lebih dalam, ia ternyata ingin menemui kekasihnya di sana usai berkenalan di media sosial Facebook.

"Orang tuanya tahu gak ini mau berangkat ke luar negeri? Kenal atau gak tahu?" tanya petugas imigrasi dalam video itu, dikutip Sabtu (19/7/2025).

1. Dia kirim uang kekasihnya yang mengaku dari Pakistan

Potret pemeriksaan imigrasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Perempuan itu mengaku tak boleh menginformasikan keberangkatannya ke Pakistan pada keluarganya, sehingga petugas semakin curiga. Perempuan itu juga mengaku percaya pada kekasihnya meski belum pernah bertemu.

"Oh, oke. Nah, nanti kamu di sana siapa yang biayain?" kata petugas.

Perempuan itu pun mengatakan dia akan membiayai hidupnya sendiri di sana, sedangkan tiket keberangkatan ke Pakistan sudah disiapkan kekasihnya usai dia mengirimkan uang.

"Jadi saya transfer ke pacar saya," kata perempuan itu.

2. Khawatir perempuan itu jadi korban human trafficking

Pelaku TPPO ditangkap Polresta Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Dengan keterangan itu, petugas imigrasi mengindikasikan perempuan itu adalah korban penipuan. Dengan nada tenang, petugas imigrasi itu akhirnya mendapati pemohon paspor sudah mengirim uang Rp5 juta ke laki-laki yang disebut asal Pakistan tersebut.

"Saya sebagai petugas imigrasi sering kali menemui hal-hal seperti ini. Biasanya ini modus-modus penipuan," kata petugas.

Karena itu, petugas imigrasi menyarankan perempuan itu agar memeriksa kembali informasi terkait kekasihnya itu, karena khawatir usai dikirimi uang, lelaki itu tak lagi bisa dihubungi. Petugas juga mengingatkan risiko penelantaran saat perempuan itu benar berangkat ke Pakistan, hingga skenario terburuk yakni perdagangan orang.

"Siapa yang mau mbak kejar? Sedangkan pacarnya gak punya keluarga, kan di sini? Walau pun nanti Mbaknya benar dibelikan tiket sama pacarnya, takutnya nanti setelah mbaknya tiba di sana, mbaknya ditelantarkan, atau pun mungkin menjadi korban human trafficking," katanya.

3. Antisipasi pemohon paspor perempuan usia 17 hingga 45 tahun

Wakil Menteri Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) RI, Silmy Karim, menyatakan dukungannya terhadap peningkatan status Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Mamuju menjadi Kantor Imigrasi Kelas I. Foto Imigrasi Balikpapan. Foto Imigrasi Balikpapan

Wamen Imipas Silmy Karim saat menjabat sebagai Direktur Jenderal Imigrasi pada 2023 pernah membahas soal kekhawatiran terkait permohonan paspor yang berimbas pada Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Dia menjelaskan, Satgas internal dibentuk imigrasi demi menyikapi aktivitas TPPO dan TPPM. Selain itu, sejumlah langkah seperti sosialisasi dan instruksi pendalaman dalam pembuatan paspor juga dilakukan. Imigrasi juga mengintensifkan pemeriksaan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI).

Salah satu langkah pencegahan yang dilakukan imigrasi adalah mengantisipasi pemohon paspor perempuan dengan rentang usia 17 hingga 45 tahun. Karena korban TPPO yang rawan adalah perempuan.

"Kami profiling atas yang bersangkutan untuk paspor pertama itu kami dalami. Karena, mereka biasanya mengaku wisata, kunjungan keluarga. Nah, ini kami dalami. Supaya jangan sampai mereka menjadi korban jadi antisipasi ini. Ini berdasarkan statistik," kata Silmy dalam Festival Imigrasi 2023, di Denpasar, Bali, Selasa, 18 Juli 2023.

Editorial Team