Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden ke-20 Korea Selatan, Yoon Suk Yeol ketika memberikan pidato. (www.instagram.com/@sukyeol.yoon)
Presiden ke-20 Korea Selatan, Yoon Suk Yeol ketika memberikan pidato. (www.instagram.com/@sukyeol.yoon)

Intinya sih...

  • Pendukung dan penentang Presiden Yoon Suk Yeol gelar aksi unjuk rasa di pusat kota Seoul.
  • KCTU bersama kelompok sipil liberal serukan pemakzulan Yoon atas deklarasi darurat militer.
  • Yoon dinyatakan sebagai tersangka dalam penyelidikan lintas lembaga, dilarang bepergian ke luar negeri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pendukung dan penentang Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dijadwalkan menggelar aksi unjuk rasa berskala besar secara bersamaan di pusat kota Seoul hari ini, menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan bentrokan tak disengaja antara kedua kelompok tersebut.

Konfederasi Serikat Buruh Korea (KCTU) yang bersifat militan, bersama kelompok sipil liberal, mengumumkan akan mengadakan aksi protes di sekitar Seoul Plaza, dikutip dari ANTARA, Kamis (12/12/2024).

Mereka menyerukan pemakzulan Yoon atas deklarasi darurat militer yang diumumkannya pada 3 Desember lalu. Aksi ini direncanakan mulai pukul 14.00 waktu setempat dan diperkirakan akan dihadiri sekitar 20 ribu peserta, menurut keterangan penyelenggara.

Mereka juga menyampaikan rencana untuk menggelar aksi jalan kaki menuju kantor kepresidenan di Yongsan usai unjuk rasa.

1. Para pendukung presiden Korsel juga demo

Sebagai langkah tandingan, kelompok sipil konservatif menyatakan akan mengadakan aksi serupa yang melibatkan sekitar 10.000 peserta di depan Gedung Dongwha Duty Free Shop, sekitar 700 meter dari lokasi aksi KCTU, pada waktu yang sama.

Mereka bertujuan menentang seruan pemakzulan terhadap Presiden Yoon. Dengan dua aksi unjuk rasa yang berlangsung dalam jarak dekat dan pada waktu bersamaan, muncul kekhawatiran akan terjadinya bentrokan di antara para peserta kedua aksi tersebut.

 

2. Presiden Korsel jadi tersangka

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. (dok. X @Presiden_KR)

Sementara itu, Yoon Suk Yeol dinyatakan sebagai tersangka dalam penyelidikan lintas lembaga, usai menerapkan status darurat militer pekan lalu.

Yoon juga dilarang bepergian ke luar negeri untuk sementara, sambil menunggu penyelidikan tersebut. Yoon bakal diselidiki dengan tuduhan pengkhianatan.

Larangan bepergian ini diberlakukan oleh Kementerian Kehakiman usai kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi atau CIO telah mengajukan permintaan tersebut.

3. Partai oposisi bakal ajukan pemakzulan baru

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. (dok. X @Presiden_KR)

Dekrit darurat militer Yoon memicu kritik, termasuk dari partainya sendiri, People Power Party (PPP). Meski begitu, partai tersebut menentang pemakzulan sebab khawatir kursi kepresidenan akan jatuh ke kaum liberal.

Setelah usulan pemakzulan ditolak, anggota partai oposisi berunjuk rasa di dalam Majelis Nasional. Mereka menyerukan pemakzulan atau pengunduran diri Yoon.

Pemimpin Partai Demokrat, Lee Jae Myung, mengatakan partainya akan mempersiapkan usulan pemakzulan baru.

"Kami pasti akan memakzulkan Yoon, yang merupakan risiko terbesar bagi Korsel. Kami pasti akan mengembalikan negara ini ke keadaan normal sebelum Hari Natal atau akhir tahun," ujarnya.

Editorial Team