Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi demo Gen Z
ilustrasi demo Gen Z (pexels.com/Mike González)

Intinya sih...

  • Gen Z memimpin aksi protes nasional di Meksiko

  • Bentrokan terjadi di Istana Nasional antara demonstran dan polisi

  • Pemerintah menuduh aksi protes dimobilisasi oleh kelompok politik sayap kanan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga, terutama anak muda, turun ke jalan di Mexico City untuk memprotes meningkatnya kekerasan dan kasus korupsi yang terus membayangi Meksiko. Aksi yang berlangsung pada Sabtu malam waktu setempat (15/11/2025) itu diorganisir oleh kelompok anak muda yang menamakan dirinya sebagai Generation Z Mexico.

Meski mayoritas berlangsung damai, aksi berujung bentrokan antara demonstran dan aparat kepolisian di sekitar Istana Nasional, tempat Presiden Claudia Sheinbaum tinggal. Otoritas mencatat sedikitnya 120 orang terluka, termasuk 100 polisi, sementara 40 di antaranya harus dirawat di rumah sakit. Pablo Vazquez, Sekretaris Keamanan Mexico City, mengatakan aparat menangkap 20 orang terkait insiden kekerasan tersebut.

"Kami menangani situasi ini dengan tegas dan sesuai hukum," ujarnya, dilansir dari Sky News, Minggu (16/11/2025).

Aksi malam itu dipicu kemarahan publik setelah serangkaian pembunuhan tokoh politik lokal, termasuk kematian Wali Kota Uruapan, Carlos Alberto Manzo Rodriguez, yang ditembak mati saat perayaan El Dia de Muertos atau Day of The Dead awal November 2025 lalu.

Para demonstran membawa topi jerami, simbol gerakan politik Manzo, sembari meneriakkan slogan, "Carlos tidak mati, pemerintah yang membunuhnya". Mereka menuduh pemerintah gagal melindungi pejabat publik dan masyarakat dari kelompok kriminal. Wali Kota Mexico City, Clara Brugada, mengecam keras insiden kekerasan di akhir aksi.

"Ekspresi kekerasan melanggar hak orang lain. Kami mengutuk tindakan apa pun yang dilakukan kelompok radikal," kata Brugada di akun X miliknya.

1. Gen Z jadi motor aksi nasional

Gerakan protes ini menonjol karena sebagian besar dipimpin oleh anak muda dari Generasi Z, kelompok demografis yang lahir antara akhir 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka berusia sekitar 13 hingga 28 tahun, sebuah rentang usia yang kini mulai memiliki pengaruh politik signifikan di Meksiko.

Dalam manifesto yang beredar di media sosial, kelompok Generation Z Mexico mengklaim sebagai representasi anak muda yang muak terhadap kekerasan, korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan. Aksi ini juga menandai semakin terlihatnya pola gelombang protes global yang dipimpin generasi muda. Dalam beberapa bulan terakhir, gerakan serupa menumbangkan Andry Rajoelina dari jabatan Presiden Madagaskar dan menggulingkan pemerintah Nepal hingga memaksa mundurnya KP Sharma Oli dari posisi Perdana Menteri.

Di Meksiko, protes Gen Z mencerminkan frustasi atas kondisi negara yang masih dilanda aksi kartel, tingginya impunitas, dan pembunuhan tokoh politik lokal yang terus meningkat. Aksi ini diyakini bakal menjadi ujian politik terbesar bagi pemerintahan Presiden Sheinbaum sejak menjabat.

2. Bentrokan pecah di Istana Nasional

Ketegangan meningkat ketika sekelompok kecil demonstran merobohkan pagar pembatas di sekitar Istana Nasional. Polisi antihuru-hara segera merespons dengan gas air mata untuk membubarkan massa.

Beberapa saksi mata mengatakan situasi mulai memburuk setelah polisi mendorong mundur barisan peserta aksi yang mendekati kompleks tersebut. Namun, pihak kepolisian menyatakan upaya itu dilakukan untuk mencegah eskalasi kekerasan.

Menurut otoritas, sebagian besar kerusakan terjadi akibat kelompok yang diduga menjadi provokator. Pihak kepolisian juga mengonfirmasi, 20 orang ditahan dan sedang diperiksa atas dugaan perusakan fasilitas publik.

Aksi serupa juga berlangsung di Michoacan, wilayah tempat Wali Kota Manzo dibunuh, dan beberapa negara bagian lainnya, menandakan skala kemarahan masyarakat yang meluas.

3. Pemerintah tuding lawan politik

Pemerintah Meksiko menuding aksi protes ini dimobilisasi oleh kelompok politik sayap kanan. Mereka menyebut aksi tersebut dipromosikan secara masif oleh bot di media sosial.

Namun, para pengamat menyatakan, kemarahan publik merupakan akumulasi akibat kegagalan negara mengatasi kekerasan kriminal yang terus meningkat. Pembunuhan Manzo menjadi pemicu terbaru yang menghidupkan kembali ketidakpuasan publik. Brugada menekankan, pemerintah tetap berkomitmen menjaga ruang bagi demonstrasi damai, tetapi tidak akan menolerir tindakan kekerasan apa pun.

"Kami mendukung kebebasan berekspresi, tapi bukan kekerasan," kata Brugada.

Sementara itu, kelompok Generation Z Mexico menolak tuduhan, mereka ditunggangi kepentingan politik. Dalam unggahannya, mereka menulis aksi ini merupakan "seruan moral anak muda untuk menyelamatkan Meksiko dari kekerasan yang tak berkesudahan".

Pengamat politik menilai protes ini menjadi peringatan dini bagi pemerintahan Sheinbaum, generasi muda Meksiko tidak akan diam melihat negaranya terpuruk akibat kekerasan dan korupsi.

Editorial Team