PM Sri Lanka Mundur di Tengah Krisis Ekonomi dan Politik (IDN Times/Aditya Pratama)
Setelah Rajapaksa mundur, di bawah konstitusi Sri Lanka, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe secara otomatis dilantik sebagai presiden. Ia sekarang menjadi kandidat utama untuk menggantikannya secara permanen dalam pemungutan suara parlemen minggu depan.
Namun, politikus veteran tersebut dibenci oleh para pengunjuk rasa karena bersekutu dengan klan Rajapaksa. Aktivis media sosial dan pendukung aksi protes, Prasad Welikumbura, mengatakan Wickremesinghe juga harus pergi.
"Sudah 100 hari sejak dimulai. Tapi, masih jauh dari perubahan konkrit dalam sistem. #GoHomeRanil, #NotMyPresident," kata Welikumbra di Twitter.
Saudara Rajapaksa, Mahinda, mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Mei dan dia menunjuk Wickremesinghe untuk menggantikannya.
Langkah itu tidak banyak meredakan kemarahan para pengunjuk rasa, dan ketika mereka menyerbu istana presiden Rajapaksa yang dijaga ketat, mereka juga membakar rumah pribadi Wickremesinghe.
Sekarang, partai SLPP Rajapaksas, yang memiliki lebih dari 100 anggota dalam 225 anggota parlemen, mendukung Wickremesinghe dalam pemungutan suara yang dijadwalkan pada Rabu.
Seorang juru bicara pengunjuk rasa mengatakan kepada AFP, "kami sekarang berdiskusi dengan kelompok-kelompok yang terlibat dalam Aragalaya (perjuangan) untuk mengubah kampanye melawan Ranil Wickremesinghe."