Bendera Israel. (Unsplash.com/Taylor Brandon)
Dilansir BBC, bulan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa Israel akan dihukum dengan harga yang mahal jika mencoba membunuh anggota Hamas di negaranya. Erdogan telah menggambarkan militan Hamas sebagai pembebas yang melindungi tanah mereka.
Berbeda dengan Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, Turki tidak mengkategorikan Hamas sebagai organisasi teroris. Negara itu telah mempertahankan hubungan dengan para pemimpinnya, dengan menampung beberapa anggotanya.
Pada bulan November, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, menegaskan mereka akan menargetkan para pemimpin Hamas di mana pun mereka berada.
Beberapa hari setelah pernyataan pejabat tinggi itu muncul sebuah rekaman yang disiarkan di Israel, yang menunjukkan Ronen Bar, kepala keamanan dalam negeri Shin Bet, mengatakan kabinet telah menetapkan tujuan untuk melenyapkan Hamas.
“Kami akan melakukan ini di mana pun, di Gaza, di Tepi Barat, di Lebanon, di Turki, di Qatar. Ini akan memakan waktu beberapa tahun, tetapi kami akan berada di sana untuk melakukannya,” katanya.
Pada Selasa, Saleh al-Arouri, wakil pemimpin politik Hamas di Lebanon, meninggal dalam ledakan di Beirut. Hizbullah menyalahkan kejadian itu terhadal Israel.