Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan kesiapannya untuk mengubah undang-undang negaranya yang melarang pemilu selama masa perang. Langkah ini, katanya, bertujuan membantah tuduhan antidemokrasi sekaligus membuka jalan bagi jaminan keamanan yang lebih jelas dari AS dan Eropa.
Tekanan terhadap Zelenskyy semakin meningkat. Presiden Rusia Vladimir Putin menolak menandatangani perjanjian damai apa pun dengan Zelenskyy, yang ia sebut sebagai presiden ilegal.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak agar perang segera dihentikan, bahkan mendorong Ukraina melepaskan sebagian wilayah ke Rusia, sembari mengkritik komitmen demokrasi Zelenskyy.
“Mereka menggunakan perang untuk tidak mengadakan pemilu, tapi, uh, saya pikir rakyat Ukraina seharusnya punya pilihan itu. Dan mungkin Zelenskyy menang. Saya tidak tahu siapa yang akan menang. Tapi mereka sudah lama tidak mengadakan pemilu,” kata Trump dalam wawancara dengan POLITICO, Kamis (11/12/2025).
“Anda tahu, mereka bicara soal demokrasi, tapi sampai pada titik di mana itu bukan lagi demokrasi,” lanjutnya.
