Imam Ashari, calon Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Ekuador akan melalui Fit and Proper Test di Komisi I DPR RI, Minggu (6/7/2025). (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Sukamta mengatakan, fit and proper test akan menilai visi-misi para calon dubes yang merupakan terjemahan dari visi-misi Presiden Prabowo Subianto atas suatu negara.
Para calon dubes juga harus memaparkan rencana kerjanya di negara yang akan menjadi tempatnya bertugas.
"Intinya paparan para dubes ini bukan visi dan misi pribadi, tapi menerjemahkan visi dan misi Presiden terkait dengan negara tempatan. Bagaimana mereka menguasai persoalannya dan bagaimana mereka membangun kinerjanya dan target-target apa yang akan mereka lakukan," ujar Sukamta.
Dia mengatakan, pihaknya tidak melihat latar belakang para calon dubes, apakah calon dubes karier atau nonkarier. Jika bisa memenuhi kriteria yang ditetapkan, maka calon dubes itu akan lolos apa pun latar belakangnya.
"Ya, kalau ini negara pemerintahan, tolak ukur itu objektif, tidak melihat background. Kalau memang karena background-nya dia fit, oke itu bisa proses lanjut. Tapi apa pun background-nya, kalau tidak pas, ya, tidak dilanjutkan," kata Sukamta.