Menteri Luar Negeri Sugiono (kiri) dan Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI Budisatrio Djiwandono (kanan) dalam jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (IDN Times/Amir Faisol)
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto dari Fraksi Partai Demokrat Anton Sukartono Suratto sempat mengultimatum Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono segera mengisi kekosongan duta besar (dubes) di 12 Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), di tengah dinamika geopolitik global yang terjadi saat ini.
Sejumlah KBRI ditinggalkan duta besarnya karena beberapa di antara mereka dipanggil untuk bergabung ke kabinet. Jabatan Dubes RI untuk AS kosong sejak 2023 lalu setelah ditinggal Rosan Roslani. Kala itu, Rosan dipanggil Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk mengisi jabatan Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Kemudian, Dubes RI untuk PBB di Jenewa kosong setelah ditinggalkan Febrian Alpahyanto Ruddyard usai ditarik menjadi Wamen Perencanaan Pembangunan Nasional. Utusan Tetap RI untuk PBB di New York juga kosong setelah sama-sama ikut bergabung di kabinet.
Padahal, pos-pos seperti di Washington DC dan New York merupakan simpul penting dalam diplomasi global bagi Indonesia. Selain itu, Dubes RI untuk Korea Utara juga kosong setelah ditarik paska Pandemik COVID-19 oleh pemerintah.
Anton menilai, dubes memiliki peran penting di Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Dubes menjadi kepanjangan tangan pemerintah di luar negeri untuk kegiatan-kegiatan diplomatik RI hingga melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
"Kita sama-sama paham bahwa dubes adalah faktor yang paling penting pak, di kemenlu, selain sebagai melindungi WNI kita, diplomasi kita, dan lain sebagainya. Ya kalau saya sih maunya yang kosong ini segera diisi lah, apapun alasannya," kata dia.