Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gedung Putih (pexels.com/Chris)
Gedung Putih (pexels.com/Chris)

Intinya sih...

  • Pendanaan pemerintah hanya bersifat sementara hingga akhir Januari, menunda krisis yang sama.

  • Janji pemungutan suara soal subsidi kesehatan jadi isu krusial, namun hasilnya masih tidak pasti.

  • Layanan publik kembali pulih setelah lumpuh, tapi retaknya internal Partai Demokrat semakin terlihat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kesepakatan lintas partai di Senat Amerika Serikat (AS) pada Minggu (9/11/2025), menandai berakhirnya penutupan pemerintahan (shutdown) terpanjang dalam sejarah, yang telah berlangsung selama 40 hari sejak 1 Oktober 2025. Langkah ini disetujui melalui pemungutan suara prosedural dengan hasil 60-40.

Sejumlah Demokrat bergabung dengan Republik untuk mendanai operasi pemerintah hingga akhir Januari. Di dalamnya, juga terdapat janji untuk mengadakan pemungutan suara terpisah soal subsidi kesehatan di bawah Undang-Undang Perawatan Terjangkau (ACA).

Kesepakatan ini memungkinkan kembalinya layanan publik dan perlindungan bagi pekerja federal, namun juga menimbulkan retakan di internal Partai Demokrat. Banyak yang menilai kesepakatan ini sebagai kemenangan bagi Presiden Donald Trump karena tercapai tanpa konsesi besar.

Nah, berikut lima hal penting yang perlu kamu tahu tentang kesepakatan mengakhiri penutupan AS ini.

1. Pendanaan pemerintah hanya bersifat sementara

ilustrasi bendera Amerika Serikat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kesepakatan ini bersifat darurat dan hanya memperpanjang pendanaan pemerintah hingga akhir Januari. Tujuannya adalah mencegah kekacauan selama musim liburan dan memberi waktu bagi Kongres untuk melanjutkan negosiasi anggaran. Legislasi ini berbentuk resolusi berkelanjutan yang mempertahankan tingkat pendanaan sebelum penutupan tanpa perubahan besar.

Namun, kesepakatan ini tidak menuntaskan persoalan mendasar seperti subsidi kesehatan dan kebijakan fiskal jangka panjang. Setelah dana habis, Kongres bisa saja menghadapi kebuntuan baru pada awal tahun depan. Durasi pendek ini membuat masa depan operasional pemerintahan masih diliputi ketidakpastian.

Secara keseluruhan, langkah ini hanya menunda krisis yang sama. Pola kompromi sementara seperti ini kerap muncul dalam politik AS ketika partai-partai gagal mencapai kesepakatan menyeluruh.

2. Janji pemungutan suara soal subsidi kesehatan jadi isu krusial

ilustrasi berkas asuransi kesehatan (pexels.com/Pixabay)

Kesepakatan tersebut tidak langsung memperpanjang subsidi pajak premi ACA, melainkan menjanjikan pemungutan suara terpisah pada Desember mendatang. Janji ini hanya disampaikan secara lisan dan tidak tercantum dalam teks undang-undang, sehingga hasil akhirnya masih tidak pasti.

Beberapa senator Demokrat menilai langkah ini sebagai kemajuan kecil di tengah kebuntuan politik. Senator Tim Kaine dari Virginia, misalnya, menegaskan bahwa kesepakatan ini menjamin pemungutan suara untuk memperpanjang kredit pajak premi ACA, sesuatu yang sebelumnya ditolak oleh Republik. Bagi Demokrat, hal ini merupakan bentuk kompromi minimal yang lebih baik daripada tidak ada kemajuan sama sekali.

Dilansir dari Al Jazeera, subsidi ACA telah membantu 24 juta warga Amerika mendapatkan asuransi sejak 2021, tetapi tanpa perpanjangan langsung, jutaan orang berisiko kehilangan perlindungan kesehatan. Trump sendiri mengusulkan agar subsidi diganti dengan pembayaran langsung ke individu dan menilai bahwa subsidi yang ada saat ini merupakan keuntungan besar bagi perusahaan asuransi kesehatan sekaligus bencana bagi rakyat AS.

Trump menilai pendekatan baru itu akan membuat sistem lebih efisien, meski banyak pihak menilai langkah tersebut dapat melemahkan ACA secara keseluruhan.

3. Layanan publik kembali pulih setelah lumpuh

ilustrasi antrean di bandara (pexels.com/Connor Danylenko)

Kesepakatan baru ini mengembalikan tenaga kerja federal yang sempat terimbas pemangkasan selama penutupan. Selain itu, kebijakan ini melarang pemecatan hingga akhir tahun fiskal dan memastikan para pegawai menerima gaji mundur. Langkah tersebut memberikan kepastian bagi pekerja yang sempat kehilangan pendapatan tetap selama berpekan-pekan.

Pemulihan layanan publik juga meliputi pembukaan kembali taman nasional, kelanjutan Program Bantuan Gizi Tambahan (SNAP), dan normalisasi penerbangan setelah banyaknya pembatalan akibat kekurangan pengawas lalu lintas udara. Setidaknya 2.300 penerbangan dibatalkan pada Minggu terakhir penutupan, terutama di bandara besar seperti New York, Chicago, dan Atlanta.

Sekitar 42 juta orang Amerika (satu dari delapan penduduk) akan kembali menerima bantuan makanan berkat pendanaan penuh SNAP. Pemulihan cepat ini diperkirakan bisa mengurangi tekanan sosial akibat penutupan panjang.

4. Retaknya internal Partai Demokrat makin terlihat

ilustrasi demokrasi di Amerika Serikat (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kesepakatan ini memperdalam perpecahan dalam Partai Demokrat. Senator moderat seperti Tim Kaine, Jeanne Shaheen, dan Angus King memilih mendukungnya, sedangkan tokoh progresif seperti Chuck Schumer dan Elizabeth Warren menolak. Senator Elizabeth Warren dari Massachusetts menyebut kesepakatan itu sebagai kesalahan besar dengan alasan bahwa rakyat Amerika ingin partai mereka teguh memperjuangkan perawatan kesehatan, dikutip dari NPR.

Perpecahan ini menunjukkan perbedaan strategi di dalam partai. Kelompok progresif memandang penutupan sebagai momen untuk menekan Trump, sementara kubu moderat menilai penting untuk segera mengakhiri penderitaan warga. Senator Mark Warner dari Virginia mengatakan bahwa ia tidak bisa mendukung kesepakatan yang masih membuat jutaan orang cemas soal biaya kesehatan.

Di Dewan Perwakilan, pemimpin seperti Hakeem Jeffries dan Greg Casar juga menolak hasil kesepakatan tersebut. Perbedaan pandangan ini memperlihatkan adanya jarak ideologis yang semakin lebar di tubuh Demokrat, terutama menjelang pemilu paruh waktu tahun depan.

5. Republik dan Trump dianggap pemenang politiknya

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Shealeah Craighead, Public domain, via Wikimedia Commons)

Trump dan Partai Republik berhasil bertahan selama 40 hari penutupan tanpa memberikan konsesi besar. Mereka setuju untuk memulihkan tenaga kerja dan menjanjikan pemungutan suara subsidi kesehatan, sesuatu yang sebenarnya sudah ada dalam rencana awal. Selama penutupan, Trump tetap aktif bepergian dan menghadiri acara publik tanpa menunjukkan tanda kompromi.

Strategi Republik terbukti efektif karena mampu menarik beberapa suara Demokrat untuk mendukung kesepakatan ini. Senator Angus King, yang dikenal independen, mengakui bahwa strategi penutupan partainya gagal. Senator Jeanne Shaheen menambahkan bahwa kesepakatan ini adalah satu-satunya opsi yang realistis untuk menghentikan penderitaan rakyat, dikutip dari BBC.

Meskipun popularitas Trump sempat menurun selama penutupan, Republik tetap solid dan tidak menanggung kerugian politik besar. Sebaliknya, Demokrat tampak terpecah dan kehilangan momentum.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team