Aksi protes yang diorganisir oleh kelompok "No Azure for Apartheid" ini melibatkan tujuh orang pengunjuk rasa. Mereka berhasil masuk dan menggelar aksi duduk di dalam kantor Presiden Microsoft, Brad Smith, di Redmond, Washington.
Para pengunjuk rasa terdiri dari dua karyawan aktif, tiga mantan karyawan, dan dua aktivis dari luar perusahaan. Dilansir The Guardian, ketujuh orang tersebut akhirnya ditangkap oleh pihak kepolisian setelah menolak untuk meninggalkan lokasi.
Proses penangkapan melibatkan penggunaan sabuk pengaman seluruh badan oleh polisi untuk membawa para demonstran keluar dari gedung. Insiden seperti ini bukan yang pertama, pekan sebelumnya 20 aktivis juga telah ditangkap dalam protes serupa di sekitar gedung Microsoft.
"Jelas, ketika tujuh orang melakukan apa yang mereka lakukan hari ini, menyerbu gedung, menduduki kantor, memblokir orang lain keluar dari kantor, menanam alat pendengar, bahkan dalam bentuk yang kasar, dalam bentuk telepon seluler yang disembunyikan di bawah sofa dan di belakang buku, itu tidak baik," ujar Brad Smith, dikutip dari CNBC.