Sikap Tegas Indonesia: Palestina Pusat Perjuangan, Israel Raya Ancaman

- Anis menekankan ancaman Visi Israel Raya dan perlunya persatuan OKI untuk menjaga kelangsungan negara-negara anggota.
- Anis mendorong OKI bekerja sama dengan lembaga internasional untuk mengakhiri perang dan kelaparan di Gaza.
- Pertemuan berhasil mengadopsi resolusi menolak rencana pendudukan Gaza oleh Israel dan mendesak penghentian tindakan Israel.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Luar Negeri RI, Anis Matta, menegaskan Palestina akan selalu menjadi pusat perjuangan umat, meskipun harus melalui jalan panjang dan penuh pengorbanan.
"Seberapa pun lamanya waktu yang dibutuhkan dan sebanyak apapun pengorbanan yang harus dijalani, Palestina akan senantiasa menjadi jantung berdenyut bagi umat ini," ujarnya, dikutip dari siaran pers Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (26/8/2025).
Hal ini disampaikan Anis saat menghadiri Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa (KTM-LB) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi, pada Senin (25/8/2025) waktu setempat. Pertemuan darurat tersebut digelar untuk merespons rencana Israel melakukan pendudukan permanen dalam skala besar di Palestina, termasuk aneksasi Gaza.
1. Visi Israel Raya jadi ancaman

Anis menekankan, visi dan upaya mewujudkan Israel Raya merupakan ancaman nyata bagi keberlangsungan hidup dan eksistensi seluruh negara di kawasan. Diperlukan persatuan dan mekanisme kolektif untuk menjaga kelangsungan negara-negara anggota OKI.
"OKI perlu mengerahkan seluruh kekuatan dan sumber daya untuk menolak, menghentikan rencana pendudukan penuh Israel atas Gaza serta perluasan permukiman di Tepi Barat," tegas Anis.
2. Kelaparan jadi senjata perang

Anis mendorong OKI untuk bekerja sama dengan seluruh lembaga internasional demi mengakhiri perang dengan segera dan menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui semua jalur yang tersedia. Pertemuan ini semakin mendesak setelah PBB menyatakan Gaza telah mencapai tingkat kelaparan total.
"Tidak ada yang lebih buruk daripada menjadikan kelaparan sebagai senjata perang dan genosida terhadap saudara-saudara kita di Gaza," kata Anis.
3. OKI adopsi resolusi bersama

Anis menyatakan, ada pergeseran opini global yang mulai mengangkat narasi Palestina di publik. Karena itu, dia meminta OKI untuk memanfaatkan momentum ini, meyakinkan negara-negara agar mengakui kemerdekaan Palestina, termasuk mendesak Dewan Keamanan PBB menggelar sidang khusus demi mengakhiri pendudukan Israel atas Gaza dan seluruh wilayah Palestina.
Sebanyak 43 negara anggota OKI hadir dalam pertemuan ini, 21 di antaranya diwakili oleh menteri luar negeri, termasuk Menteri Luar Negeri Palestina. Pertemuan berhasil mengadopsi resolusi yang menegaskan sikap tegas OKI, antara lain menolak rencana pendudukan Gaza oleh Israel, menuntut pembukaan blokade atas bantuan kemanusiaan, dan mendorong negara-negara serta PBB untuk menghentikan tindakan Israel.
Di sela-sela pertemuan, Anis juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Irak untuk membahas peluang kerja sama ekonomi, perdagangan, investasi, dan pariwisata.