Dubes Meksiko Diusir dari Ekuador, Kenapa?

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Ekuador, pada Kamis (4/4/2024), menetapkan persona non-grata kepada Duta Besar Meksiko di Quito Raquel Serur Smeke. Keputusan ini sebagai balasan atas hinaan dari Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO) mengenai pemilu di Ekuador.
Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Ekuador-Meksiko terus menegang di tengah bersembunyinya mantan Presiden Ekuador Jorge Glas di Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Meksiko di Quito. Bahkan, pemerintah sudah meminta langsung kepada Meksiko untuk menangkap Glas.
1. Desak Meksiko patuhi prinsip non-intervensi
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ekuador mengumumkan, pernyataan AMLO adalah bentuk intervensi urusan dalam negeri. Pihaknya menegaskan agar mengikuti aturan dalam Konvensi Wina.
"Pernyataan AMLO menyinggung pelanggaran prinsip non-intervensi dalam urusan dalam negeri negara lain. Dalam Konvensi Wina sudah diterangkan mengenai kebijakan diplomatik antar-negara dan berbuntut pada kepergian suatu duta besar dari sebuah negara," ungkapnya, dilansir EFE.
"Selain itu, negara kami juga masih dalam suasana duka atas insiden tewasnya calon Presiden Fernando Villavicencio. Peristiwa itu telah mengejutkan seluruh rakyat Ekuador dan sebagai upaya untuk merusak demokrasi, kedamaian, dan keamanan," tambahnya.
2. Meksiko kecam media di Ekuador yang disebut memihak Noboa
Sehari sebelumnya, AMLO menyinggung terkait kasus pembunuhan Villavicencio di Ekuador menjelang pilpres tahun lalu. Ia pun menyamakan kasus itu dengan apa yang terjadi di Meksiko menjelang pemilu akbar pada Juni nanti.
"Kandidat perempuan (Luisa Gonzalez) yang unggul dalam perolehan suara putaran pertama secara tidak adil disangkutpautkan dengan pembunuhan Villavicencio, kemudian ia kehilangan momentumnya pada putaran kedua," ujarnya.
"Saya berbicara tentang ini, sehingga pemilik kantor berita dan siapapun yang berpartisipasi dalam kampanye ini agar bertanggung jawab atas segala perbuatan dan apa yang disebarkan ke publik," sambungnya.
Ia menambahkan bahwa akhirnya kandidat sayap kiri itu gagal menang dan kasus kekerasan di Ekuador terus berlanjut.
3. Meksiko larang penangkapan Glas di Kantor Kedubes
Sejak Daniel Noboa ditetapkan menjadi orang nomor satu di Ekuador, hubungan Quito dan Mexico City terus menegang. Relasi semakin menegang ketika eks Wakil Presiden Jorge Glas yang diduga terlibat kasus korupsi mencari perlindungan ke Kantor Kedubes Meksiko.
Dilaporkan CNN, Menlu Meksiko Alicia Barcena Ibarra pada awal Maret sudah menolak permintaan Ekuador untuk masuk ke dalam Kantor Kedubes Meksiko di Quito untuk menangkap Glas.
"Ini tidak mungkin karena akan melanggar imunitas diplomatik di Kantor Kedubes kami. Kantor tersebut adalah tempat yang sangat penting dan memiliki imunitas yang harus dihargai," terang Barcena Ibarra.
Barcena juga menyatakan bahwa Meksiko masih melanjutkan analisa soal permintaan suaka dari Glas. Jajarannya juga masih akan menentukan bagaimana persekusi politik yang dialami oleh Glas dan seberapa parah kasus korupsi yang dituduhkan kepadanya.