Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Prancis. (Unsplash.com/Rafael Garcin)

Jakarta, IDN Times - Presiden Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Duta Besar Prancis untuk Niger, Sylvain Itte, akan tetap berada di negara Afrika tersebut. Sebelumnya, Niger telah meminta diplomat Prancis untuk pergi dari negara itu karena menentang pemerintahan junta.

Junta juga telah mengeksploitasi keluhan masyarakat terhadap Prancis sejak Presiden Niger Mohammed Bazoum dikudeta bulan lalu. Pasukan Prancis yang berada di negara tersebut telah diminta pergi.

1. Duta besar Prancis diminta pergi dalam waktu 48 jam

Dilansir DW, Macron memuji keberanian Bazoum dan Itte yang memilih bertahan meski mendapat banyak tekanan untuk pergi.

"Saya pikir kebijakan kami adalah kebijakan yang benar. Hal ini didasarkan pada keberanian Presiden Bazoum, dan pada komitmen duta besar kami di lapangan, yang tetap bertahan meskipun ada banyak tekanan, terlepas dari semua deklarasi yang dibuat oleh pihak berwenang yang tidak sah. Kami tidak mengakui para pelaku kudeta,” kata Macron, pada Senin (28/8/2023). 

“Prancis dan para diplomatnya telah menghadapi situasi yang sangat sulit di beberapa negara dalam beberapa bulan terakhir, mulai dari Sudan, di mana Prancis menjadi teladan, hingga Niger saat ini," tambahnya.

Pada 25 Agustus, Kementerian Luar Negeri Niger mengumumkan bahwa duta besar Perancis dalam 48 jam harus meninggalkan negara itu. Kementerian juga mengatakan tindakan pemerintah Perancis telah bertentangan dengan kepentingan Niger.

2. Macron sebut warga Niger berada dalam bahaya

Editorial Team

Tonton lebih seru di