Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Eks PM Malaysia, Ismail Sabri Yakoob. (dok. Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Eks Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob menegaskan, negara-negara anggota ASEAN harus bersatu guna melawan kapitalisme industri senjata yang mayoritas didominasi negara Barat.

“Kapitalisme senjata ini menjadikan sebagian besar negara anggota ASEAN membelanjakan banyak uang untuk pertahanan dan membeli senjata. Padahal, keamanan di kawasan kita ini bisa dipelihara jika rasa percaya antaranggota diperkuat,” kata Ismail, ketika memberikan kuliah umum di Universitas Pertahanan, Sentul, Jawa Barat, dalam keterangan yang diterima IDN Times, Rabu (28/6/2023).

1. Anggaran bisa dialokasikan ke kebutuhan lain

Eks PM Malaysia 2021-2023, Ismail Sabri Yakoob. (dok. Istimewa)

Ismail berpendapat jika anggaran yang berlebihan untuk pertahanan ini, seharusnya bisa dialokasikan ke kebutuhan lain yang lebih penting untuk memajukan negara.

“Mungkin anggaran tersebut bisa digunakan untuk pendidikan dan kesehatan. Kalau negara anggota ASEAN bisa melahirkan kepercayaan sejati antaranggota, maka anggaran (yang berlebihan untuk pertahanan) itu tidak diperlukan,” ujar Ismail lagi.

Menurutnya, anggaran pertahanan hampir seluruh negara anggota ASEAN masih terlalu besar dan dinilai tidak terlalu produktif untuk memelihara keamanan.

2. Negara ASEAN harus bersatu memelihara keamanan

Suasana KTT ASEAN hari kedua di Labuan Bajo. (dok. asean2023.id)

Ismail juga menekankan, rasa percaya adalah kunci merupakan antarnegara anggota ASEAN bisa memelihara keamanan di kawasan Asia Tenggara.

“Untuk apa anggaran belanja pertahanan ini kalau kita tahu akhirnya tidak produktif. Saya yakin, rasa percaya di antara negara anggota inilah yang bisa membangun keamanan di kawasan,” tuturnya.

“Jika kita bersatu sebagai keluarga besar ASEAN, orang di luar kawasan akan menghormati kita. Ibarat sebatang lidah mudah dipatahkan, jika diikat segenggam sukar dipatahkan,” lanjut Ismail, yang memerintah Negeri Jiran pada 2021-2022 ini.

3. Lontarkan kritik ke pakta pertahanan

Ilustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam kesempatan ini, Ismail juga melontarkan kritikannya untuk organisasi dan pakta pertahanan yang kerap mengutamakan perang dan persenjataan.

“Saya menolak dengan konsep keamanan dunia yang menggunakan kekuatan senjata atau perang, dengan dalih keamanan. Perang tidak dapat diselesaikan dengan perang untuk mencapai perdamaian,” ujar dia menegaskan.

Dia juga menilai bahwa negara-negara di dunia harus memperkuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar bisa mencari jalan keluar untuk mengatasi peperangan yang sedang terjadi di beberapa belahan dunia saat ini.

Editorial Team