Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Elon Musk (x.com/@america)
potret Elon Musk (x.com/@america)

Jakarta, IDN Times - Elon Musk, miliarder teknologi dan pendukung Donald Trump, menjanjikan hadiah 1 juta dolar AS (sekitar Rp15,7 miliar) per hari hingga hari pemilihan 5 November 2024 kepada pemilih terdaftar di negara-negara bagian kunci AS.

Melansir dari The Guardian, hadiah ini diberikan melalui AmericaPAC, kelompok kampanye yang didirikan Musk untuk mendukung pencalonan kembali Donald Trump sebagai presiden AS. Pemenang dipilih secara acak dari mereka yang menandatangani petisi pro-Konstitusi AS yang diajukan AmericaPAC.

Musk, yang saat ini menjadi orang terkaya di dunia menurut Forbes, telah mendonasikan 75 juta dolar AS (sekitar Rp1,1 triliun) ke AmericaPAC. 

1. Musk targetkan 2 juta pemilih di negara bagian kunci

Kontes ini terbuka untuk pemilih di negara-negara bagian penting seperti Pennsylvania, Georgia, Nevada, Arizona, Michigan, Wisconsin, dan Carolina Utara. Negara-negara bagian ini dianggap sebagai kunci kemenangan dalam pemilihan presiden AS.

Di Pennsylvania, Musk bahkan memberikan insentif tambahan. Pemilih yang menandatangani petisi akan menerima 100 dolar AS (Rp1,5 juta). Mereka juga akan dibayar jumlah yang sama untuk setiap orang yang mereka ajak untuk ikut menandatangani.

"Kami ingin mendapatkan lebih dari 1 juta, mungkin 2 juta, pemilih di negara-negara bagian kunci untuk menandatangani petisi yang mendukung Amandemen Pertama dan Kedua," ujar Musk, dilansir dari BBC pada Senin (21/10/2024).

2. Tindakan Musk dinilai melanggar undang-undang federal

Strategi Musk ini menuai kritik keras dari berbagai pihak. Gubernur Pennsylvania, Josh Shapiro, menyatakan keprihatinannya dan menyarankan penegak hukum untuk menyelidiki pembayaran tersebut.

"Cara Musk menggunakan uangnya dalam pemilihan ini sangat mencurigakan. Dana gelap tidak hanya mengalir ke Pennsylvania, tapi juga ke kantong warganya. Ini sangat mengkhawatirkan," ujar Shapiro, dilansir dari AP.

Ahli hukum pemilu Rick Hasen bahkan menilai tawaran Musk melanggar undang-undang federal AS. Hasen, profesor hukum di Universitas California, Los Angeles (UCLA), menjelaskan bahwa undang-undang federal AS melarang pembayaran atau tawaran pembayaran untuk pendaftaran pemilih atau pemungutan suara.

"Yang dapat menandatangani petisi hanyalah pemilih terdaftar di negara bagian kunci, dan itulah yang membuatnya melanggar hukum," tulis Hasen dalam blog pribadinya, Election Law Blog.

3. Trump sebut Musk sebagai teman baik

Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)

Strategi Musk ini tampaknya dirancang untuk mendorong pemilih Trump mendaftar dan berpartisipasi dalam pemilihan presiden. Kampanye Trump sendiri sangat bergantung pada kelompok luar seperti AmericaPAC untuk menarik pemilih.

Ketika ditanya tentang aksi Musk tersebut, Trump mengaku belum mengikuti perkembangannya.

"Saya belum mengikuti hal itu," kata Trump.

Namun, ia menambahkan bahwa ia sering berbicara dengan Musk dan menganggapnya sebagai teman baik.

AmericaPAC sendiri menyatakan bahwa mereka bertujuan mendukung nilai-nilai konservatif. Ini mencakup keamanan perbatasan dan kota, pengeluaran negara yang bijak, sistem peradilan yang adil, kebebasan berbicara, dan hak membela diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorLeo Manik