Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Estonia. (unsplash.com/@stanislau93)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Estonia mengaku bahwa negaranya telah menjadi target serangan siber terbesar pada Kamis (18/8/2022). Sementara, dugaan mengarah ke Rusia sebab serangan tersebut terjadi di tengah pemindahan monumen Uni Soviet di kota perbatasan. 

Mulai pekan ini, Estonia sudah memindahkan sejumlah monumen peninggalan Uni Soviet yang terletak di Kota Narva. Tindakan ini sebagai bentuk protes atas invasi Rusia ke Ukraina, sekaligus mencegah perpecahan terutama pada area berpenduduk mayoritas etnis Rusia. 

1. Serangan siber terbesar di Estonia sejak 2007

Keterangan serangan siber ini disampaikan oleh Kementerian Urusan Ekonomi dan Komunikasi Estonia pada Kamis. Pemerintah juga menyebut bahwa ini adalah serangan berskala besar sejak 2007 silam. 

"Kemarin, Estonia sudah menjadi target serangan siber terbesar yang pernah dihadapi sejak 2007. Namun, serangan lewat DoS (Denial-of-Service) tersebut menjadi tidak efektif dan akhirnya tidak dihiraukan oleh mayoritas warga," tutur Luukas Ilves, dikutip RFE/RL.

"Melalui beberapa peringatan dan pengecualian kecil, website milik pemerintah tetap tersedia seperti biasa selama satu hari penuh. E-Estonia masih dibuka dan bekerja dengan seperti biasa" tulisnya. 

Pasalnya, Estonia merupakan negara pionir penggunaan administrasi layanan pemerintahan menggunakan internet. Maka dari itu, hampir semua penduduk mengakses layanan dan prosedur lewat internet. 

2. Killnet diduga bertanggung jawab dalam serangan siber kali ini

Editorial Team

Tonton lebih seru di