Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Berjanji Akan Balas Serangan Siber Amerika Serikat

Istana Kremlin (unsplash.com/Paul_G)

Jakarta, IDN Times - Rusia pada Kamis (9/6/2022) memberi peringatan keras pada negara-negara Barat yang melakukan serangan siber pada institusi negaranya. Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa berbagai tindakan agresif terhadap Moskow pasti akan dibalas.

"Yakinlah, Rusia tidak akan membiarkan tindakan agresif tidak terjawab. Semua langkah kami akan diukur, ditargetkan, sesuai dengan undang-undang dan hukum internasional kami," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) sendiri telah mengakui adanya kerja sama pertahanan siber dengan Ukraina.

1. Tuduh Amerika Serikat lakukan serangan siber

Pernyataan keras Rusia ini dikeluarkan beberapa hari pascasitus Kementerian Perumahan Rusia menjadi target peretasan. Akibatnya, pencarian untuk situs tersebut akan mengarah ke sebuah pesan 'kemuliaan bagi Ukraina'.

Peretas juga meminta tebusan pada pemerintah Rusia jika ingin data pengguna tetap aman.

AS dituduh sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam peratasan berbagai infrastruktur kritis Rusia dan lembaga-lembaga negara.

Kepala keamanan informasi internasional Kemenlu Rusia mengatakan, Washington dengan sengaja menurunkan ambang batas untuk menggunakan teknologi informasi sebagai senjata tempur, dilansir dari Reuters.

2. Peringatkan potensi konfrontasi militer

Kementerian Luar Negeri Rusia juga memperingatkan bahwa serangan siber AS akan direspons secara serius. Serangan siber Washington dinilai dapat menyulut konfrontasi militer dan bentrokan langsung antara dua negara besar tersebut.

"Militerisasi ruang informasi oleh Barat, dan upaya untuk mengubahnya menjadi arena konfrontasi antarnegara, telah sangat meningkatkan ancaman bentrokan militer langsung dengan konsekuensi yang tak terduga," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

3. China turut kecam Amerika Serikat

Bukan hanya Rusia, China juga mengecam berbagai aktivitas siber AS yang dinilai konfrontatif. Pada Rabu (8/6/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menyatakan bahwa operasi peretasan AS menunjukkan keterlibatan langsung negara tersebut dalam perang Rusia-Ukraina.

Dia juga memprotes pengerahan pasukan siber AS di beberapa negara kecil dan menengah. AS mengakui telah menawarkan bantuan semacam itu kepada sembilan negara pada 2021 dan menegaskan bahwa hal itu dilakukan untuk membantu negara-negara tersebut melindungi domain digital mereka.

Zhao memperingatkan adanya bahaya bagi negara-negara yang menerima bantuan AS tersebut.

"Negara-negara ini perlu membuka mata lebar-lebar dan berhati-hati apakah penyebaran semacam itu dapat melibatkan mereka dalam konflik yang tidak mereka cari," kata Zhao Lijian, dilansir dari The Register.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us