Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
misil Iran. (unsplash.com/Moslem Danesh)

Intinya sih...

  • Fasilitas Fordo dihantam 12 bom penghancur bunker, menyebabkan kawah besar dan puing berwarna kelabu di lereng gunung.

  • Pusat riset nuklir Isfahan dihujani puluhan rudal jelajah, menyebabkan kerusakan signifikan pada bangunan dan pintu masuk terowongan.

  • Situs pengayaan Natanz tak luput dari serangan ganda, meninggalkan jejak kawah baru di permukaan tanah. Badan Energi Atom Internasional melaporkan tidak ada peningkatan level radiasi setelah serangan.

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat melancarkan serangan militer terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran pada Sabtu (21/6/2025) malam. Serangan ini menandai eskalasi dramatis dalam konflik di Timur Tengah, yang sebelumnya telah memanas akibat aksi saling serang antara Iran dan Israel.

Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan keberhasilan serangan bertajuk "Operation Midnight Hammer" tersebut. Dalam pidatonya, Trump mengklaim bahwa fasilitas-fasilitas nuklir Iran telah dilenyapkan. Operasi militer ini dilaporkan melibatkan lebih dari 125 pesawat tempur dan pengebom.

Meskipun AS mengklaim kerusakan masif, pejabat Iran justru mengecilkan dampak dari serangan itu. Perbedaan klaim ini menimbulkan pertanyaan mengenai tingkat kerusakan yang sebenarnya terjadi. Berikut adalah fakta-fakta kerusakan di tiga fasilitas nuklir utama Iran berdasarkan analisis citra satelit oleh pakar dan laporan dari berbagai media.

1. Fasilitas Fordo dihantam 12 bom penghancur bunker

Fasilitas Pengayaan Bahan Bakar Fordo merupakan aset nuklir paling vital dan dijaga ketat milik Iran. Lokasinya yang dibangun hingga 90 meter di dalam gunung dirancang secara khusus untuk mampu bertahan dari serangan udara konvensional. Karena pertahanannya yang luar biasa, Fordo menjadi target utama dalam operasi AS.

Serangan ke Fordo dilakukan menggunakan pesawat pengebom siluman B-2. Pesawat-pesawat ini menjatuhkan bom GBU-57 "Massive Ordnance Penetrator", sebuah senjata seberat 13.600 kilogram yang menjadi satu-satunya amunisi non-nuklir milik AS yang mampu menjangkau target sedalam Fordo. Total 12 bom GBU-57 dilaporkan dijatuhkan di situs tersebut.

Bukti kerusakan terlihat dari analisis citra satelit yang dirilis setelah serangan. Dilansir dari CNN, citra dari Maxar menunjukkan setidaknya enam kawah besar di permukaan tanah tepat di atas kompleks bawah tanah Fordo. Selain kawah, tampak juga sebaran puing berwarna kelabu di lereng gunung, yang diyakini merupakan beton dari struktur internal yang hancur dan terlempar keluar.

N.R. Jenzen-Jones, seorang pakar amunisi, menilai bentuk kawah tersebut memang mengindikasikan adanya serangan yang sangat presisi untuk menghancurkan fasilitas di bawahnya.

"Bentuk kawah yang tidak beraturan di tengah menunjukkan beberapa amunisi menghantam titik yang sama. Hal ini konsisten dengan teori bahwa serangan terhadap target yang terkubur sangat dalam seperti situs Fordo, memang memerlukan beberapa amunisi penembus yang dikirim secara presisi dan dikalibrasi dengan hati-hati untuk menghancurkan dan meledakkan, sehingga membuka jalan menuju area yang lebih dalam dari situs tersebut," tuturnya, dikutip dari CNN.

Di sisi lain, pejabat Iran berusaha mengecilkan dampak serangan tersebut. Seorang anggota parlemen Iran, Manan Raeisi, menyebut kerusakan akibat serangan itu bersifat dangkal. Pihak berwenang Iran juga mengklaim telah mengevakuasi situs tersebut beberapa waktu sebelum serangan terjadi.

2. Pusat riset nuklir Isfahan dihujani puluhan rudal jelajah

Pusat Teknologi Nuklir Isfahan adalah fasilitas riset dan pengembangan terbesar dalam program nuklir Iran. Fasilitas ini memainkan peran krusial dalam mengubah yellowcake (konsentrat uranium oksida yang menjadi bahan dasar nuklir) menjadi gas uranium heksafluorida. Fasilitas ini dilaporkan mempekerjakan sekitar tiga ribu ilmuwan.

Berbeda dengan Fordo, serangan terhadap Isfahan mengandalkan lebih dari dua lusin rudal jelajah Tomahawk. Rudal-rudal tersebut diluncurkan dari kapal selam Angkatan Laut AS dan menargetkan berbagai infrastruktur penting di permukaan kompleks .

Analisis citra satelit setelah serangan menunjukkan tingkat kerusakan yang signifikan. Sedikitnya 18 bangunan di permukaan terlihat hancur total atau rusak sebagian, dengan area yang luas tampak menghitam akibat puing-puing ledakan. Kerusakan tidak hanya terjadi di permukaan, laporan juga menyebutkan setidaknya tiga dari empat pintu masuk terowongan bawah tanah di dekat situs Isfahan telah runtuh.

"Fasilitas konversi uranium utama di kompleks tersebut, yang mengubah uranium alam menjadi bentuk uranium yang dimasukkan ke dalam sentrifugal gas, rusak parah. Pintu-pintu masuk terowongan yang mengarah ke kompleks bawah tanah juga terpantau rusak, dengan setidaknya tiga dari empat pintu masuk terowongan telah runtuh," tulis lembaga riset independen, Institute for Science and International Security (ISIS).

3. Situs pengayaan Natanz tak luput dari serangan

Natanz merupakan kompleks pengayaan uranium terbesar di Iran, yang menjadi rumah bagi belasan ribu mesin sentrifugal. Sebelum serangan AS, situs ini telah lebih dulu mengalami kerusakan pada infrastruktur kelistrikannya akibat serangan yang dilancarkan Israel beberapa hari sebelumnya .

Dalam operasi "Midnight Hammer", Natanz menjadi target serangan ganda. Selain dihantam oleh rudal Tomahawk, situs ini juga menjadi sasaran dua bom "bunker buster" GBU-57 yang dijatuhkan dari pesawat pengebom B-2.

Serangan tersebut meninggalkan jejak yang jelas pada citra satelit. Analisis dari CNN mengungkap adanya dua kawah baru muncul di permukaan, tepat di atas lokasi fasilitas pengayaan bawah tanah. Kedua kawah tersebut masing-masing diperkirakan memiliki diameter 3,2 dan 5,5 meter. Namun, tingkat kerusakan sebenarnya pada fasilitas di bawah tanah masih belum dapat dipastikan sepenuhnya.

Di tengah kekhawatiran akan dampak lingkungan, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memberikan laporan yang melegakan. Dilansir dari Al Jazeera, IAEA mengonfirmasi bahwa tidak ada peningkatan level radiasi di sekitar Natanz maupun dua situs lainnya setelah serangan AS.

4. Apakah program nuklir Iran telah musnah total?

bendera Iran. (unsplash.com/mostafa meraji)

Menyusul serangan, Pentagon menyatakan bahwa penilaian awal menunjukkan ketiga fasilitas mengalami kerusakan yang sangat parah. Pernyataan ini sejalan dengan klaim Presiden Trump bahwa fasilitas nuklir Iran telah dihancurkan. Namun, pengamat kurang yakin kalau operasi ini berhasil melenyapkan program nuklir Iran. 

Beberapa pakar menyoroti citra satelit yang diambil beberapa hari sebelum serangan. Citra tersebut menunjukkan adanya aktivitas truk di Fordo dan Isfahan, yang memicu dugaan bahwa material nuklir berharga kemungkinan telah dipindahkan, dilansir NPR.

Iran diperkirakan memiliki lebih dari 400 kilogram uranium yang diperkaya hingga 60 persen yang hampir mencapai level senjata pada 90 persen. Jumlah ini dinilai cukup untuk membuat sekitar sepuluh bom nuklir dan dapat diangkut dalam kontainer-kontainer kecil yang relatif mudah dipindahkan. 

David Albright, presiden ISIS menilai serangan AS belum  melenyapkannya nuklir Iran secara total. Menurutnya, satu-satunya cara untuk melakukannya hanya dengan inspeksi internasional dan upaya diplomatik.  

"Saya pikir Anda harus berasumsi bahwa sejumlah besar uranium yang diperkaya ini masih ada, jadi ini sama sekali belum berakhir. Program ini telah mengalami kemunduran yang serius, tetapi masih banyak hal yang harus dilakukan," ujar Albright.


This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team