AS Serang Iran, Harga Emas dan Minyak Mentah Melejit Pekan Ini

- Harga emas dunia diprediksi kembali naik ke level 3.450 dolar AS per troy ounce setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
- Kenaikan harga minyak mentah dunia dipicu oleh penutupan Selat Hormus oleh Iran, berpotensi berdampak pada harga minyak di Indonesia.
- Kenaikan harga minyak mentah akan berdampak pada nilai tukar rupiah dan APBN Indonesia, pemerintah disarankan untuk mengalihkan penggunaan biofuel secara massal.
Jakarta, IDN Times - Harga emas dan minyak mentah diprediksi mengalami kenaikan pada pekan ini akibat sentimen serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran yang terjadi akhir pekan lalu atau Minggu (22/6/2025).
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi memproyeksikan harga emas dunia akan kembali ke level 3.450 dolar AS per troy ounce dan bahkan bisa mencapai 3.500 dolar AS per troy ounce. Hal itu tentunya dipicu oleh kekhawatiran eskalasi konflik di Timur Tengah yang terus memanas dalam beberapa hari terakhir.
"Sebelumnya saya sudah mengatakan bahwa akhir pekan ini kalau seandainya Trump melakukan penyerangan terhadap Iran, situs-situs nuklir, kemungkinan besar harga emas dunia itu akan melejeh tinggi. Kembali ke 3.450 bahkan bisa mencapai level 3.500," kata Ibrahim, Senin (23/6/2025).
1. Harga minyak mentah dunia juga alami kenaikan

Selain emas, komoditas dunia lainnya yang bisa mengalami kenaikan harga adalah minyak mentah. Ibrahim menjelaskan, hal itu tidak lepas dari keputusan Iran yang menutup Selat Hormus setelah AS ikut campur dalam konflik Iran dengan Israel. Sebagai informasi, Selat Hormus merupakan selat paling vital dalam perdagangan minyak dunia sehingga ketika diblokade atau ditutup memiliki efek domino.
"22 persen transportasi minyak itu melalui Selat Hormus. Pada saat Selat Hormus ini diblokade, ada kemungkinan besar akan membuat harga minyak mentah dunia ini mengalami kenaikan, sehingga akan berdampak terhadap harga-harga, terutama adalah harga minyak mentah di Indonesia," ujar Ibrahim.
2. Dampak kenaikan harga minyak ke Indonesia

Naiknya harga minyak mentah dunia tersebut tentu akan berdampak langsung ke Indonesia. Ibrahim menilai, efek atas kenaikan harga minyak tersebut, dampaknya bagi Indonesia bakal terasa ke nilai tukar rupiah dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Indonesia diketahui merupakan negara yang melakukan impor minyak mentah dunia cukup banyak, yakni 1 juta barrel per hari.
"Kalau seandainya harga minyak terus mengalami kenaikan, kemudian rupiah mengalami pelemahan, kemungkinan besar APBN kita akan membengkak. Nah ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah," kata Ibrahim.
3. Pemerintah mesti pertimbangkan penggunaan biofuel

Ibrahim pun menjelaskan, kondisi yang terjadi tersebut menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera melakukan diversifikasi. Pemerintah disarankan mulai beralih ke penggunaan biofuel secara massal mengingat stok crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit dalam negeri melimpah.
"Kita belum tahu bahwa sampai kapan perang yang terjadi di Timur Tengah ini akan terus terjadi karena dengan keterlibatan Amerika, kemungkinan besar perang di Timur Tengah semakin dahsyat," ujar Ibrahim.