Fakta-Fakta Lembah Panjshir yang Sulit Ditaklukkan Taliban

Jakarta, IDN Times - Jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban telah menjadi pukulan berat bagi banyak pihak. Selama beberapa pekan terakhir, ketika Amerika Serikat (AS) dan hampir semua sekutu barat memilih untuk menarik pasukannya, dunia menyoroti bagaimana kisah tragis dan putus asa tercipta dalam kekacauan.
Namun, meski militan Taliban telah mengklaim kemenangannya, ada satu wilayah yang rupanya berhasil melakukan perlawanan sengit dan bahkan belum sepenuhnya bisa ditaklukkan.
Wilayah itu sempat menjadi sorotan, walaupun pemberitaan tentangnya tenggelam dalam bayang-bayang ketidakpastian. Secara geografis dan sejarah, itu adalah wilayah yang sangat identik dengan perlawanan, yaitu lembah Panjshir.
1. Lokasi lembah Panjshir
Lembah Panjshir adalah salah satu provinsi terkecil dari 34 provinsi di Afghanistan. Membentang sangat luas dari barat daya hingga timur laut, jaraknya sekitar 65 kilometer dari ibu kota Kabul. Akses masuk ke lembah itu panjang dan dalam, serta dilindungi oleh puncak gunung curam yang tingginya mencapai 3.000 meter.
Sebagai sebuah benteng alami, letaknya sangat strategis dan sulit dijangkau. Hanya ada satu jalan masuk utama yang bisa diakses, yakni melewati bebatuan besar dan sungai yang berkelok-kelok. Lebarnya cukup untuk dua mobil kecil saling berpapasan secara perlahan, tetapi yang lebih besar dari itu harus bergerak bergantian dalam satu barisan.
“Ada aspek mistis di seluruh area. Ini bukan hanya satu lembah. Begitu Anda masuk ke dalamnya, setidaknya ada 21 sub-lembah lain yang terhubung,” kata Shakib Sharifi, yang tercatat sebagai direktur jenderal perencanaan di Kementerian Pertanian Afghanistan.
Melansir BBC, secara historis lembah Panjshir dikenal sebagai area pertambangan termasuk, untuk permata semi mulia. Saat ini, Panjshir memiliki bendungan pembangkit listrik tenaga air dan ladang angin. AS sebelumnya turut serta membantu dalam pembangunan jalan dan menara radio yang dapat menerima sinyal dari Kabul.