Potret Ahmad Massoud yang sedang berbicara (kanan). Twitter.com/@AhmadMassoud01
Saat ini, kepemimpinan di lembah Panjshir diteruskan kepada putranya, Ahmad Massoud. Pria berusia 32 tahun itu mengambil studi di London dan selama setahun dilatih di Royal Military Academy, Sandhurst.
Tidak lama setelah Kabul dikuasasi Taliban, Massoud berjanji untuk memimpin perlawanan dan menegakkan kembali konstitusi Afghanistan yang tersisa. Ia mengantongi dukungan militer dari anggota tentara Afghanistan dan pasukan khusus.
"Kami memiliki gudang amunisi dan senjata yang telah kami kumpulkan dengan sabar sejak zaman ayah saya, karena kami tahu hari ini mungkin akan datang," tulisnya dalam artikel opini untuk Washington Post.
Massoud meminta bantuan pihak luar karena stok amunisi mungkin tidak akan bertahan lama, tetapi hingga kini tidak ada respons yang diberikan. Di sisi lain, ia mendapat dukungan dari para anggota senior mulai dari menteri pertahanan yang digulingkan dan juga Wakil Presiden Amrullah Saleh, yang secara hukum berperan sebagai Presiden sementara negara itu.
Mereka semua disebut berada di dalam lembah Panjshir saat ini.
Sumber yang berbicara kepada TRT World mengatakan, sejumlah militer Afghanistan pun turut bergabung dengan mereka membawa humvee, mobil lapis baja dan lima helikopter.
"Banyak unit atau Komando Pasukan Khusus berjanji setia kepada Tuan Ahmad Massoud dan bergabung dengan semua peralatan mereka di Panjshir," kata sumber tersebut.