Fakta-Fakta Tabrakan Kereta di Yunani, hingga Bikin Menteri Mundur

Jakarta, IDN Times - Kecelakaan kereta penumpang dan kereta barang di Yunani menuai berbagai persoalan. Kereta penumpang yang berangkat dari Athena ke kota utara Thessaloniki, bertabrakan dengan kereta barang di dekat kota Tempe di Yunani bagian tengah pada Selasa (28/2/2023).
Tak hanya jumlah korban yang terus bertambah, buntut dari tragedi itu, Menteri Transportasi Yunani Kostas Karamanlis mengundurkan diri. Karamanlis mengatakan sistem perkeretaapian yang diwariskan pemerintah tidak layak lagi.
"Itu tidak memenuhi standar abad ke-21," ujarnya saat ia mengundurkan diri dari posisinya pada Rabu, dilansir CNN.
Dalam pidato yang disiarkan televisi setelah mengunjungi lokasi kecelakaan, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengatakan bahwa tabrakan itu "sebagian besar" disebabkan oleh "kesalahan manusia yang tragis".
Dia mengatakan keputusan pengunduran diri menteri transportasi itu terhormat. Mitsotakis juga menambahkan bahwa Kepala Organisasi Kereta Api Hellenic dan anak perusahaannya ERGOSE juga telah mengajukan pengunduran diri mereka.
1. Pemerintah Yunani mengadakan pertemuan darurat
Pertemuan darurat pemerintah diselenggarakan setelah kecelakaan itu, tulis Al Jazeera. Sementara Menteri Kesehatan Yunani Thanos Plevris telah pergi ke tempat kejadian.
Operator Kereta Hellenic Train melaporkan sekitar 350 orang berada di dalam kereta, yang meninggalkan Athena sekitar pukul 19.30 waktu setempat. Petugas pemadam kebakaran mengatakan telah diberitahu tentang kecelakaan itu sesaat sebelum tengah malam.
Yunani menjual operator kereta api TRAINOSE ke Ferrovie dello Stato Italiane Italia pada 2017 sebagai bagian dari program bailout internasionalnya. Yunani berharap bisa mendapatkan ratusan juta euro sebagai investasi dalam infrastruktur kereta api.
2. Memicu aksi protes besar-besaran
Terdapat protes besar-besaran di Yunani atas keselamatan kereta api yang buruk. Demonstran turun ke jalan setelah tabrakan langsung antara kereta penumpang yang membawa lebih dari 350 orang dan kereta barang di Tempi, dekat kota Larissa.
Para pengunjuk rasa dikabarkan bentrok dengan polisi di ibu kota Athena. Sementara itu, Selain itu, serikat pekerja kereta api melakukan pemogokan, menuduh pemerintah "tidak menghormati" di sektor tersebut.
3. Dua gerbong kereta dikabarkan hancur total
Gubernur wilayah Thessaly Konstantinos Agorastos mengatakan kedua kereta itu bertabrakan langsung di luar kota Yunani tengah. Kecelakaan menyebabkan gerbong terguling dan puing-puing hangus di belakangnya.
Terdapat empat gerbong yang tergelincir akibat tabrakan itu, dilansir The Guardian, sedangkan dua gerbong pertama dikabarkan telah hancur total.
Gubernur Agorastos mengatakan sekitar 194 penumpang dievakuasi dengan selamat ke Thessaloniki dengan bus. Beberapa mobil tergelincir dan setidaknya tiga terbakar setelah tabrakan sekitar 380 kilometer sebelah utara Athena.
4. Korban kecelakaan terus bertambah
Korban meninggal akibat tabrakan dua kereta di Yunani bertambah menjadi 57 orang per Kamis (2/3/2023). Selain korban tewas, 48 orang lainnya masih dirawat di rumah sakit karena luka-luka akibat tabrakan itu.
Masih ada beberapa pasien yang memerlukan penanganan khusus akibat luka yang dideritanya. Enam dari korban luka yang dirawat berada dalam kondisi kritis karena luka di kepala dan luka bakar serius.
Sementara sesaat setelah kejadian, pejabat rumah sakit di kota terdekat Larissa mengatakan sedikitnya 25 orang mengalami luka serius.
5. Kesaksian seorang korban yang berhasil selamat
Para pasien masih mengalami trauma yang mendalam akibat kejadian itu. Beberapa dari mereka juga ada yang sudah bisa memberikan kesaksian.
"Kami mendengar ledakan besar, (itu) 10 detik mimpi buruk," kata Stergios Minenis, seorang penumpang berusia 28 tahun yang melompat ke tempat aman dari reruntuhan, dilansir Al Jazeera.
“Kami membalikkan gerbong sampai kami jatuh miring… kemudian terjadi kepanikan, kabel (di mana-mana) terbakar, api langsung menyala, saat kami membalikkan kami terbakar, api ada di kanan dan kiri," tambahnya.
Seorang relawan penyelamat juga memberikan kesaksiannya. “Kami hidup melalui sebuah tragedi. Kami menarik orang hidup-hidup, terluka… ada yang mati. Kami akan berada di sini sepanjang malam, sampai kami selesai, sampai kami menemukan orang terakhir,” kata seorang relawan penyelamat kepada penyiar publik ERT.