Dok Istimewa/Ditpolair Polda Kalteng
Arab Saudi berencana untuk meningkatkan produksi minyak mentahnya di atas 10 juta barel per hari (bph) pada April dari 9,7 juta bph dalam beberapa bulan terakhir. Selain itu, kerajaan memangkas harga ekspor pada akhir pekan untuk mendorong pabrik penyulingan membeli lebih banyak.
Rusia, salah satu produsen top dunia bersama Arab Saudi dan Amerika Serikat, juga mengatakan mereka dapat meningkatkan produksi dan dapat mengatasi harga minyak yang rendah selama enam hingga 10 tahun.
OPEC, Rusia dan produsen lain telah bekerja sama selama tiga tahun untuk menahan pasokan dalam kelompok yang dikenal sebagai OPEC+. Negara-negara lain dalam kelompok itu kemungkinan akan meningkatkan pasokan dan memangkas harga untuk bersaing, menambah pasar yang sudah dibanjiri minyak mentah.
“Prognosis untuk pasar minyak bahkan lebih mengerikan daripada pada November 2014, ketika perang harga seperti itu dimulai, karena terjadi di depan kejatuhan permintaan minyak signifikan akibat virus corona,” kata Goldman Sachs.
Arab Saudi, Rusia, dan produsen besar lainnya terakhir berebut untuk mendapatkan pangsa pasar pada 2014 dalam upaya menekan produksi dari Amerika Serikat, yang belum bergabung dengan pakta pembatasan produksi apa pun dan sekarang menjadi produsen minyak mentah terbesar dunia berkat laju yang cepat peningkatan produksi dari sektor serpih.
Wabah global dari virus corona mendorong pemimpin OPEC secara de facto Arab Saudi untuk mencari pengurangan produksi tambahan dari kelompok OPEC+. Lebih dari 110.000 orang telah terinfeksi di 105 negara dan wilayah serta 3.800 orang telah meninggal, sebagian besar di Tiongkok daratan, menurut penghitungan Reuters.