Potret salah satu bagian sudut kota Jerussalem yang dikuasai oleh Israel (unsplash.com/@coleito)
Ketika pemungutan suara dilakukan dalam Konferensi Zionis keenam ditahun 1903, mayoritas sebanyak 295 orang sudah setuju berbanding dengan 178 orang menolak dan 99 memilih abstain. Namun tensi yang tinggi dalam Konferensi tersebut membuat gerakan Zionis nyaris gagal akibat terpecahnya para pendukung menjadi dua.
Tim survey dari Afrika datang dan mengambarkan bahwa Uganda tidak layak menjadi wilayah "Israel" karena lahannya yang tandus. Namun ada dugaan mereka berbohong karena sebenarnya wilaya Uasin Gishu sangat subur. Akhirnya, dalam Kongres Zionis ketujuh tahun 1905. Rencana Uganda pun dibatalkan dan menetapkan Palestina sebagai tujuan bagaimanapun caranya. Herzl yang mengusung gagasan agar bangsa Yahudi harus memiliki wilayah sendiri dan pemerintahan sendiri tak sempat melihat keputusan tersebut, karena Herzl wafat sebelum dirinya melihat gagasannya terbangun. Herzl wafat di tahun 1904.
Demikian informasi mengenai Uganda Scheme, skema yang diberikan Inggris untuk membangun negara Israel sementara, sebenarnya ada banyak negara yang diusulkan dalam pembentukan negara Israel sementara di saat gejolak anti-semit di wilayah Eropa. Namun Uganda Scheme yang menjadi sejarah perjuangan bangsa Yahudi untuk mendapatkan tanah untuk bangsa mereka. Akhirnya konflik Palestina dan Israel sulit untuk menemui jalan damai, karena masing-masing bangsa memiliki sejarah panjang terhadap tanah Yerusalem, Palestina.
Sumber dan Referensi Artikel:
https://www.jewishvirtuallibrary.org/the-uganda-proposal-1903
https://israelforever.org/interact/blog/fork_in_the_road_uganda_scheme/
https://israeled.org/uganda-proposal/