Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Upacara Peringatan 11 September tahunan di National 9/11 Memorial and Museum 11 September 2021 di New York City, AS, Sabtu (11/9/2021). (ANTARA FOTO/Chip Somodevilla/Pool via REUTERS/WSJ/sa)
Upacara Peringatan 11 September tahunan di National 9/11 Memorial and Museum 11 September 2021 di New York City, AS, Sabtu (11/9/2021). (ANTARA FOTO/Chip Somodevilla/Pool via REUTERS/WSJ/sa)

Jakarta, IDN Times - Biro penyelidik federal Amerika Serikat (FBI) pada Sabtu (11/9/2021), merilis dokumen pertama terkait penyelidikan kasus serangan teroris di AS pada 11 September 2001 dan tuduhan keterlibatan pemerintah Arab Saudi. Dokumen setebal 16 halaman itu diungkap sesuai perintah Presiden Joe Biden.

Dokumen ini merangkum penyelidikan FBI terhadap hubungan Arab Saudi dengan para pembajak yang disebut Operasi ENCORE. Menurut Reuters, dokumen itu tetap tidak menunjukkan adanya bukti bahwa pemerintah Saudi terlibat dalam serangan yang menewaskan hampir 3.000 orang tersebut.

Namun, temuan itu membuka kemungkinan adanya pejabat Arab Saudi yang secara personal mendukung serangan. Menurut NPR, dokumen yang ditulis pada 2016 dan sebagian telah disunting itu, mengambarkan kejadian dengan sangat berbeda dari yang dijelaskan oleh Laporan Komisi 9/11 pada 2004. Laporan yang dirilis tahun ini, mengungkap sejumlah kontak pembajak dengan warga Saudi.

1. Keluarga korban 9/11 telah lama tuntut dokumen penyelidikan FBI diungkap

Momen pesawat United Airlines 175 sebelum menabrak menara selatan WTC, pada 11 September 2001. twitter.com/USANewsAgency

Keluarga korban sebelumnya meminta Biden untuk tidak menggelar peringatan 20 tahun peristiwa 9/11 pada Sabtu, jika tidak merilis dokumen rahasia yang mereka anggap akan menunjukkan bahwa otoritas Saudi mendukung serangan tersebut. Keluarga korban 9/11 telah lama mencari laporan tersebut.

Keluarga yang telah menuntut pemerintah Arab Saudi di pengadilan federal Amerika Serikat, New York, mengharapkan dirilisnya laporan kunci FBI tersebut. Laporan setebal 16 halaman itu adalah ringkasan dan analisis FBI atas penyelidikan jangka panjang terhadap kegiatan dua pembajak 11 September, warga negara Saudi, Khalid al-Mihdhar dan Nawaf al-Hazmi, tulis Al Jazeera.

Andrew 'Duke' Maloney, seorang pengacara dari firma hukum Kreindler LLP yang mewakili keluarga korban 9/11, menyebut ada konspirasi di pemerintah Saudi. Hal ini terkait dua agen al Qaeda, al-Mihdhar dan al Hazmi, yang tiba di California pada 2000 dengan bantuan dua orang Saudi lainnya.

"Tidak jelas apakah pemerintah di bagian lainnya tahu apa yang sedang terjadi, tetapi yang jelas, pejabat tingkat tinggi dan menengah Saudi yang bekerja untuk pemerintah, adalah bagian dari konspirasi ini," kata Andrew dilansir Al Jazeera, Sabtu (11/9/2021).

Dalam sebuah pernyataan atas nama organisasi 9/11 Families United, Terry Strada, seorang perempuan yang suaminya terbunuh pada peristiwa itu, mengatakan dokumen yang dirilis oleh FBI pada Sabtu menghilangkan keraguan tentang keterlibatan pemerintah Saudi dalam serangan tersebut.

"Sekarang rahasia Saudi terungkap dan waktu telah lewat bagi kerajaan itu untuk mengakui peran pejabatnya dalam membunuh ribuan orang di tanah Amerika," kata pernyataan itu, dilansir Reuters.

2. Dokumen 16 halaman berbeda dengan yang dirilis Komisi 9/11 pada 2004

Editorial Team

Tonton lebih seru di