ilustrasi bendera Finlandia (Pexels.com/Baptiste Valthier)
Rusia mungkin tidak pernah mengira jika invasinya ke Ukraina dapat memicu perluasan keanggotaan NATO. Rusia saat itu marah ketika Swedia-Finlandia memutuskan mendaftar jadi anggota aliansi pertahanan Atlantk utara tersebut.
Namun perkembangan politik saat ini rupanya tidak memuluskan niat kedua negara Nordik. Jika memang Finlandia akan meninggalkan Swedia di luar organisasi NATO, pilihan itu mungkin bakal membuat Rusia senang.
"Kremlin akan senang jika salah satu anggota NATO baru saja menentang AS dan keinginan negara-negara NATO lainnya. Secara geopolitik ini akan bagus untuk Rusia," kata Salonius-Pasternak, Peneliti Senior di Institut Urusan Internasional Finlandia ( FIIA ) di Helsinki, dikutip Euro News.
Penilaian lain diungkapkan oleh Paul Levin, direktur Institut Studi Turki di Universitas Stockholm. Dia menilai pertikaian Swedia-Turki saat ini yang jadi korban adalah Finlandia.
"Finlandia saat ini adalah korban yang tidak bersalah dari provokasi berkelanjutan oleh kelompok Swedia yang mengkritik aksesi NATO, dilindungi oleh undang-undang kebebasan berbicara Swedia yang sangat liberal. Jika Turki tetap memblokir aksesi, saya curiga Finlandia pada suatu saat harus melakukannya sendiri," kata Levin.