Gawat! 157 Anak di Zimbabwe Meninggal akibat Wabah Campak

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Zimbabwe pada hari Selasa (16/8/2022) mengonfirmasi bahwa wabah campak yang saat ini merebak telah menewaskan 157 anak-anak. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dalam waktu kurang dari seminggu.
Kasus campak telah menyebar dengan cepat di Zimbabwe sejak pihak berwenang melaporkan kasus pertama pada awal bulan ini. Sebagian besar kasus terjadi pada mereka yang belum divaksinasi.
Merebaknya wabah campak membuat sektor kesehatan Zimbabwe semakin tertekan. Kesehatan negara itu sudah memiliki masalah, yaitu kekurangan obat-obatan dan petugas medis yang mogok kerja.
1. Pemerintah menyalahkan sekte agama yang tidak percaya vaksinasi
Melansir Reuters, Menteri Informasi Monica Mutsvangwa dalam keterangan setelah pengarahan di kabinet menyampaikan bahwa kasus telah melonjak dari 1.036 menjadi 2.056 kasus, hanya dalam empat hari.
Sebagian besar kasus yang dikonfirmasi adalah anak-anak berusia antara enam bulan hingga 15 tahun. Mereka merupakan anggota dari sekte gereja apostolik yang tidak mempercayai khasiat dari vaksinasi.
Mutsvangwa telah membenarkan bahwa sebagian besar kasus ditemukan pada mereka yang tidak divaksin. Dia memberitahu bahwa pemerintah telah mengajukan undang-undang khusus untuk mengatasi masalah tersebut.
"Telah dicatat bahwa sebagian besar kasus belum menerima vaksinasi untuk melindungi dari campak. Pemerintah telah meminta Undang-Undang Unit Perlindungan Sipil untuk menangani keadaan darurat ini," kata Mutsvangwa.