Perekonomian Moldova beberapa bulan terakhir tengah dirundung masalah serius akibat melambungnya harga energi. Pasalnya, harga BBM di negara pecahan Uni Soviet itu melonjak 29 persen pada bulan ini, setelah naik hingga 50 persen pada Agustus.
Atas hal itu, Pemerintah Moldova memotong estimasi pertumbuhan ekonomi menjadi nol pada tahun ini. Hal ini dikarenakan lonjakan inflasi yang menembus 34,3 persen dan suku bunga acuan yang berada di angka 21,5 persen.
Meskipun demikian, PM Natalia Gavrilita mengungkapkan bahwa ekonomi Moldova diprediksi mengalami pertumbuhan 1,5 persen pada tahun depan. Akan tetapi, ia juga menambahkan bahwa musim dingin ini akan menjadi yang tersulit bagi negaranya.
"Seluruh Eropa akan menghadapi kesulitan pada musim dingin ini, tapi Moldova akan lebih sulit. Ketika sejumlah negara Eropa bergantung sebagian gasnya dari Rusia, sedangkan Moldova menggantungkan 100 persen pasokan dari Rusia dan ada risiko penyetopan kontrak sepihak dari Gazprom," ungkapnya.