Gegara Gereja Ortodoks Serbia, PM Montenegro Dilengserkan Parlemen

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Montenegro, Dritan Abazovic, pada Sabtu (20/8/2022) resmi lengser dari jabatannya usai sidang mosi tidak percaya.
Atas keputusan ini, Montenegro kembali dihantui krisis politik berkepanjangan, yang bisa berdampak pada stabilitas negaranya.
Pada awal bulan, sejumlah partai oposisi di Montenegro mengajukan mosi tidak percaya kepada pemimpin berusia 36 tahun itu. Pasalnya, ia memberikan otorisasi kepada Gereja Ortodoks Serbia, meskipun dianggap akan memperkuat pengaruh Serbia dan Rusia di negaranya.
1. Abazovic lengser setelah tiga bulan menjabat
Pelengseran Abazovic disetujui oleh Parlemen Montenegro setelah mosi tidak percaya yang digelar mulai Jumat. Sebanyak 50 dari 81 anggota parlemen menyetujui Abazovic meninggalkan jabatannya.
"Saya mendeklarasikan bahwa Pemerintah Montenegro sudah kehilangan kepercayaannya," tutur juru bicara Parlemen Montenegro, Danijela Durovic, dikutip dari RFE/RL.
Padahal, koalisi pemerintahan yang dipimpin Partai URA baru menunjuk Abazovic pada April 2022 lalu. Maka dari itu, pemerintahannya akan dinobatkan sebagai yang terpendek dalam sejarah politik Montenegro.
Meskipun demikian, pemerintahan Abazovic akan melanjutkan kepemimpinannya untuk sementara waktu sampai pemerintahan berikutnya dibentuk. Namun, ini akan menjadi pemerintahan ketiga yang dibentuk parlemen sejak terpilih pada Agustus 2020.