Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Montenegro Dikecam soal Pernyataan Genosida Srebrenica

PM Montenegro, Dritan Abazovic saat hadir dalam peringatan genosida Srebrenica, Senin (11/7/2022). (twitter.com/DritanAbazovic)
PM Montenegro, Dritan Abazovic saat hadir dalam peringatan genosida Srebrenica, Senin (11/7/2022). (twitter.com/DritanAbazovic)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Montenegro, Dritan Abazovic, pada Senin (11/7/2022) mendapat kecaman terkait tanggapannya atas peristiwa genosida Srebrenica. Sebab, Abazovic menyebut kenangan pahit di Srebrenica bukan hanya untuk etnis Bosnia.

Pada saat yang sama, warga Bosnia memperingati peristiwa 27 tahun pembunuhan massal di Srebrenica yang menewaskan 8 ribu warga sipil yang dilakukan oleh tentara Bosnia Serbia. Seluruh korban genosida adalah laki-laki dan 1.200 orang di antaranya masih belum ditemukan, dilansir DW

1. Abazovic sebut peristiwa Srebrenica tidak hanya ditujukan bagi etnis Bosnia

Pernyataan Abazovic ini diungkapkan ketika menghadiri peringatan insiden pembunuhan massal Srebrenica di monumen Potocari. Ia menyebut kekejaman itu tidak hanya berdampak pada warga etnis Bosnia, tetapi juga seluruh umat manusia. 

"Genosida di Srebrenica tidak hanya menyasar seluruh etnis Bosnia, tapi juga kepada seluruh umat manusia. Ini tidak dilakukan oleh tentara, tapi didalangi oleh kejahatan politik, kematian politik, dan kekeliruan politik," ungkap Abazovic, dilansir N1

Mendengar pernyataan itu, asosiasi ibu-ibu Srebrenica mengecamnya dan memintanya untuk segera minta maaf kepada para korban peristiwa genosida Srebrenica. Bahkan, tak sedikit yang meminta dia pergi dari Potocari.

"Anak-anak kami dibunuh hanya karena mereka adalah etnis Bosnia. Mereka dibunuh atas perintah dari tentara. Tidak ada ruang bagi revitalisasi kriminal di Potocari," ucap asosiasi tersebut lewat cuitan Twitter. 

2. Abazovic meminta maaf atas ucapannya di Potocari

Setelah mendapat kecaman, PM Abazovic menyampaikan permintaan maafnya kepada keluarga korban genosida. Pemimpin berusia 36 tahun itu juga menyebut ucapannya tidak memiliki makna yang jelas. 

"Saya meminta maaf kepada seluruh ibu korban Srebrenica atas pemikiran saya yang tidak ada makna yang jelas. Ini sudah jelas bahwa seluruh aksi tergantung pada intensi di baliknya. Intensi saya adalah perdamaian. Genosida dilakukan melawan etnis Bosnia di Srebrenica tidak boleh terulang kembali kepada siapapun," ungkapnya dalam Telegram. 

Dikutip Albania Daily News, kritik juga tidak hanya berguman dari Bosnia, tapi juga dari dalam negeri, tepatnya dari partai mayoritas di Montenegro, Partai Sosial Demokrat. 

"Apakah Perdana Menteri Montenegro bisa memulihkan kembali dampak peristiwa genosida di Srebrenica? Kamu memang memalukan Dritan," tutur anggota parlemen dari Partai Sosial Demokrat, Draginja Vuksanovic-Stankovic. 

3. Terdapat 50 korban genosida Srebrenica yang dimakamkan kembali

Peringatan peristiwa genosida Srebrenica digelar setiap tanggal 11 Juli di monumen Potocari yang menjadi tempat pemakaman korban. Pada tanggal itu, dikenal dengan hari ketika pasukan Bosnia Serbia yang dimpimpin Jenderal Ratko Mladic membunuh 8 ribu laki-laki dari warga etnis Bosnia. 

Ribuan keluarga korban genosida dari seluruh Bosnia-Herzegovina berkumpul di monumen untuk mengenang keluarga mereka yang dibantai. Pada peringatan pembataian Srebrenica tahun ini, sebanyak 50 korban yang baru berhasil diidentifikasi dimakamkan kembali. 

Pemimpin Bosnia Serbia kala itu, Radovan Karadzic dan pemimpin militer, Ratko Mladic resmi dijerat hukuman seumur hidup atas kasus genosida Srebrenica. Mereka divonis melakukan kejahatan perang oleh Pengadilan Internasional di Den Haag. 

Sementara itu, pemimpin Bosnia Serbia sampai saat ini tidak mengakui peristiwa pembataian massal di Srebrenica. Bahkan, Bosnia Serbia menetapkan Karadzic dan Mladic sebagai sosok pahlawan, dilaporkan Al Jazeera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us