Jakarta, IDN Times - Ribuan warga kembali memadati pusat Mexico City dalam demonstrasi besar yang mempersoalkan keamanan publik, korupsi, dan kredibilitas pemerintah federal. Aksi yang berlangsung pada Sabtu (15/11/2025) itu memicu bentrokan keras antara demonstran dan polisi, mengakibatkan sedikitnya 120 orang terluka dan mempertegas krisis legitimasi yang mengemuka di pemerintahan Presiden Claudia Sheinbaum.
Meskipun diklaim sebagai mobilisasi generasi muda yang resah atas kekerasan struktural, komposisi peserta dan dinamika lapangan menunjukkan pola yang jauh lebih kompleks. Banyak laporan menegaskan bahwa gerakan tersebut telah melebar melampaui Gen Z dan masuk ke orbit oposisi politik.
Bagi pemerintah federal, aksi kali ini menjadi ujian paling berat terhadap stabilitas politik Sheinbaum, yang selama satu tahun berkuasa menikmati tingkat persetujuan tinggi. Namun sejumlah pengamat melihat keberhasilan elektoral Sheinbaum tidak otomatis menutup rapuhnya keamanan publik yang terus membayangi Meksiko.
Bentrokan yang terjadi menandai meningkatnya risiko polarisasi, terlebih ketika pemerintah menuding adanya infiltrasi aktor politik kanan dan penggunaan bot untuk memobilisasi dukungan digital. Narasi ini memperlihatkan kontestasi politik di balik aksi yang, pada permukaannya, tampak sebagai gerakan sipil murni.
Berikut fakta-fakta terkait protes Gen Z yang terjadi di Meksiko:
