Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pasukan koalisi Arab Saudi di Yaman untuk bertempur melawan kelompok Houthi. (brookings.edu)

Jakarta, IDN Times - Gencatan senjata atas konflik Yaman dinyatakan akan berakhir pada 2 Juni 2022, namun belum ada tanda-tanda apakah gencatan senjata itu akan diperpanjang. Gencatan senjata telah dimulai sejak April lalu dan berlangsug selama 2 bulan.

Sejauh ini, pembicaraan yang ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan pihak berkonflik yaitu pemerintah Yaman dan Kelompok Houthi belum mendapat hasil yang signifikan.

Houthi mengatan tengah mempertimbangkan untuk melanjutkan gencatan senjata. Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa negosiasi sedang mengalami kendala, seperti yang dilansir Al Jazeera, Rabu (1/6/2022).

1. Pengepungan Taiz menghambat negosiasi

Seorang warga Yaman berjalan di bawah puing-puing reruntuhan bangunan. (Via Twitter/UN Human Rights)

Utusan AS untuk PBB, Linda Thomas Greenfield, mengungkap kendala yang dimaksud. Masalah utama selama negosiasi adalah seruan untuk diakhirinya pengepungan Houthi di kota Taiz yang sebagian besar dikuasai pemerintah.

Houthi sejauh ini belum melaksanakan pembukaan rute ke Taiz di mana hal itu menjadi bagian utama dari perjanjian gencatan senjata. Itu membuat marah pemerintah Yaman dan penduduk setempat. Pengepungan itu juga menimbulkan protes besar yang menuntut pengepungan diakhiri.

Akses ke Taiz telah diputus dari wilayah lain yang dikuasai pemerintah sejak 2015. Semua pasokan bantuan yang masuk harus melalui jalan di pegunungan yang membuat perjalanan semakin memakan waktu.

2. Banyak pihak yang mendesak perpanjangan gencatan senjata

Editorial Team

Tonton lebih seru di