Jakarta, IDN Times – Perusahaan minyak Shell mengeluh dengan konflik Israel dan Iran yang baru-baru ini terjadi. Chief Executive Officer (CEO) Shell, Wael Sawan, mengatakan pihaknya kini meningkatkan kehati-hatian saat melakukan pengiriman minyak melalui Timur Tengah.
"Meningkatnya ketegangan selama beberapa hari terakhir telah menambah ketidakpastian yang sudah signifikan di kawasan tersebut. Kami sangat berhati-hati, misalnya, dalam pengiriman barang kami di kawasan ini, hanya untuk memastikan bahwa kami tidak mengambil risiko yang tidak perlu,” kata Sawan dalam sebuah konferensi industri di Tokyo, Kamis (19/6/2025), dilansir dari Al Jazeera.
Sawan mengatakan permasalahan elektronik telah mengganggu sistem navigasi kapal komersial saat melintas di wilayah tersebut. Ia juga memperingatkan bahwa gangguan apa pun di Selat Hormuz akan menimbulkan konsekuensi besar.
“Selat Hormuz pada akhirnya adalah jalur urat nadi aliran energi dunia. Jika jalur urat nadi itu tersumbat, apa pun alasannya, dampaknya akan sangat besar terhadap perdagangan global,” ungkapnya.