Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta-fakta Benteng Nuklir Fordo Iran yang Sulit Ditembus Israel

bendera Iran. (unsplash.com/mostafa meraji)
Intinya sih...
  • Fasilitas nuklir Fordo dibangun secara rahasia oleh Iran pada awal 2000-an dan dirancang untuk memproduksi uranium tingkat senjata.
  • Fordo terletak di dalam gunung dengan kedalaman ekstrem serta dilindungi oleh sistem pertahanan udara.
  • Israel butuh bantuan AS untuk menembus Fordo karena keterbatasan teknis.

Jakarta, IDN Times - Semua mata kini tertuju ke Iran dan Israel yang hingga Kamis (19/6/2025), masih saling mengirim rudal. Eskalasi terbaru dari dua musuh bebuyutan ini dimulai pada Jumat (13/6/2025), saat Israel meluncurkan serangan udara ke wilayah Iran. Israel mengklaim, serangannya ini bertujuan untuk mencegah Iran membuat senjata nuklir, tuduhan yang berulang kali dibantah Iran. 

Sejak saat itu, Israel telah berhasil merusak bebeberapa fasilitas nuklir Iran dan membunuh ilmuwan-ilmuwan yang terkait. Namun, satu fasilitas nuklir Iran di Fordo masih menjadi momok bagi militer Israel.

Fasilitas pengayaan uranium ini terkubur jauh di dalam gunung dan sulit ditembus oleh serangan udara Israel. Berikut fakta-fakta fasilitas nuklir Fordo yang menjadi benteng terkuat pelindung nuklir Iran. 


1. Sejarah dan signifikansi fasilitas Fordo

Pembangunan Fordo dimulai secara rahasia oleh Iran pada awal 2000-an, dengan citra satelit menunjukkan aktivitas konstruksi telah ada sejak tahun 2002. Keberadaannya baru terungkap ke publik pada 2009, setelah intelijen Barat mengungkapnya, sehingga Iran terpaksa mengakuinya kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Temuan ini memicu kecaman internasional, bahkan dari negara yang bersahabat seperti Rusia, karena ukuran dan konfigurasinya dinilai tidak sesuai dengan program damai. Iran berdalih bahwa Fordo adalah fasilitas cadangan untuk melindungi program pengayaan uraniumnya dari ancaman serangan militer.

Informasi lebih detail mengenai tujuan asli Fordo terungkap pada 2018 dari arsip nuklir Iran yang diklaim berhasil dicuri intelijen Israel. Dokumen-dokumen tersebut, termasuk cetak biru fasilitas, menunjukkan bahwa Fordo dirancang sebagai bagian dari program senjata nuklir untuk memproduksi uranium tingkat senjata (weapons-grade uranium). Setiap tahunnya, Fordo disebut mampu memproduksi uranium yang cukup untuk satu hingga dua bom nuklir, dilansir CNN

Di bawah perjanjian nuklir JCPOA tahun 2015, aktivitas pengayaan uranium di Fordo dihentikan. Namun, setelah AS menarik diri dari perjanjian, Iran kembali mengaktifkan dan bahkan meningkatkan produksi uranium yang diperkaya hingga tingkat kemurnian 60 persen di fasilitas tersebut.

Peningkatan kapasitas yang signifikan ini, termasuk pemasangan teknologi canggih baru, menimbulkan kekhawatiran serius bagi IAEA dan negara-negara Barat. Level kemurnian 60 persen sangat dekat dengan 90 persen yang dibutuhkan untuk sebuah bom dan dapat dikonversi dalam waktu beberapa minggu saja.


2. Dibangun di dalam gunung, seberapa kuat Fordo?

Lokasi Fordo sangat strategis, berada di dalam sebuah gunung di dekat kota suci Qom dan merupakan bekas pangkalan bawah tanah milik Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Dari citra satelit, yang terlihat hanyalah beberapa pintu masuk terowongan yang mengarah ke dalam gunung, sebuah bangunan pendukung besar, dan perimeter keamanan yang luas.

Keunggulan utamanya adalah kedalaman ekstrem, terkubur sekitar 80 hingga 90 meter di bawah lapisan tanah dan bebatuan padat. Sebagai perbandingan, fasilitas nuklir utama Iran lainnya di Natanz hanya berada sekitar 20 meter di bawah tanah, membuatnya jauh lebih rentan terhadap serangan.

Fordo didesain untuk bertahan dari serangan udara paling kuat sekalipun. Selain kedalamannya, fasilitas ini dilindungi oleh sistem pertahanan udara dan memiliki poros ventilasi yang disamarkan untuk menghindari deteksi.

Di dalam benteng bawah tanah ini, terdapat ruang-ruang yang mampu menampung sekitar 3 ribu mesin sentrifugal. Mesin-mesin inilah yang menjadi jantung operasi Fordo, bekerja untuk melakukan proses pengayaan uranium yang krusial.

3. Kenapa Israel butuh bantuan AS untuk menembus Fordo?

penampakan bom GBU-57 milik AS. (wikimedia.org/U.S. Air Force)

Angkatan Udara Israel, meskipun canggih, menghadapi keterbatasan teknis untuk menetralkan Fordo. Bom anti-bunker andalan mereka, seperti GBU-28 dan BLU-109, tidak memiliki daya tembus yang cukup untuk mencapai dan menghancurkan fasilitas yang terkubur begitu dalam.

Satu-satunya senjata non-nuklir di dunia yang diyakini mampu menjangkau jantung Fordo adalah bom GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP) milik Amerika Serikat. Bom ini memiliki bobot masif 13.600 kilogram, dilengkapi hulu ledak seberat 2.700 kilogram, dan terbungkus baja berkekuatan tinggi untuk penetrasi maksimal, dilansir Al Jazeera.

Meskipun sangat kuat, para ahli meyakini bahwa menghancurkan Fordo bukanlah tugas yang mudah bahkan untuk GBU-57. Menurut seorang ahli dari lembaga think tank Royal United Services Institute (RUSI), Fordo tidak bisa ditembus hanya dengan sekali serang.
 

"Satu-satunya cara untuk menghancurkan Fordo adalah dengan beberapa serangan di lubang yang sama menggunakan bom AS ini. Operasi yang berhasil akan sangat bergantung pada pengiriman senjata dan fungsinya yang sempurna," ujar Justin Bronk, peneliti senior di RUSI, seperti dikutip dari The Independent.

Masalah selanjutnya adalah pengiriman, karena bom GBU-57 hanya dapat diangkut dan dijatuhkan oleh pesawat pengebom siluman B-2 Spirit. Israel tidak memiliki pesawat pengebom jenis ini, sehingga menciptakan ketergantungan lain pada Washington. AS sendiri belum pernah menggunakan bom tersebut, apalagi memberikannya ke Israel.


4. Bagaimana Israel dapat menembus Fordo tanpa bantuan AS?

Menurut CSIS, salah satu opsi militer Israel tanpa bantuan AS adalah dengan melancarkan serangan bertubi-tubi menggunakan bom yang mereka punya. Opsi ini tidak bertujuan menghancurkan fasilitas secara total, tetapi membuatnya tidak dapat beroperasi untuk waktu yang lama dengan menargetkan infrastruktur di permukaan.

"Israel kemungkinan bisa menghancurkan pintu masuk terowongan hingga cukup jauh ke dalam, dan yang pasti menghancurkan sistem ventilasi. Jika Anda menghancurkan terowongan dan pasokan listriknya, butuh waktu berbulan-bulan sebelum mereka benar-benar bisa beroperasi kembali," ujar David Albright, kepala Institute for Science and International Security (ISIS), dilansir dari CNN.

Opsi kedua yang sangat dipertimbangkan adalah sabotase, sebuah taktik di mana Israel memiliki rekam jejak yang signifikan. Metode ini bisa mencakup serangan siber canggih seperti Stuxnet yang pernah melumpuhkan Natanz, atau operasi intelijen untuk menyusup dan merusak komponen vital dari dalam.

Pilihan lain yang lebih berisiko adalah operasi pasukan khusus di darat. Salah satu rencana yang pernah dipaparkan ke pejabat AS adalah mengerahkan tim komando dengan helikopter untuk menyusup ke lokasi, bertempur masuk, dan memasang bahan peledak untuk menghancurkan fasilitas dari dalam, dilansir NYT.

Secara teoretis, ada pula opsi gila dengan menggunakan senjata nuklir taktis berdaya ledak rendah. Namun, penggunaan senjata semacam itu sangat tabu dan dapat memicu konsekuensi kemanusiaan, politik serta lingkungan yang katastropik.

Fasilitas nuklir Fordo bisa menjadi titik krusial dari ketegangan kali ini. Jika AS memutuskan untuk terlibat menembus Fordo, eskalasi konflik bisa terjadi di Timur Tengah yang sejak awal sudah panas. Iran sendiri telah memperingatkan AS untuk tidak ikut campur dalam konflik ini dan menjanjikan serangan balasan. Opsi yang paling aman adalah diplomasi untuk mencari jalan tengah dari konflik ini.


This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us