Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/REUTERS/Brian Snyder/cfo/16

Debat Presiden AS kemarin (20/10/2016) melahirkan cukup banyak kejutan dari kubu Donald Trump, mulai dari penolakannya terhadap hasil pemilu jika dia kalah hingga hinaan 'wanita menjijikkan' oleh kandidat dari Partai Republik itu kepada lawannya. Ketika di atas panggung, mungkin Trump mengira tindakannya sudah tepat. Tapi, rupanya ia sudah salah perhitungan.

Saat Hillary Clinton menjelaskan tentang kebijakan jaring pengaman sosial, tiba-tiba Trump menginterupsi dengan menyebut lawannya 'wanita menjijikkan'.

Default Image IDN

Wallace, moderator debat dari Fox News, menanyakan kepada kedua kandidat mengenai hutang negara dan jaring pengaman sosial. Hillary merinci visi dan misinya di area tersebut dengan berkata bahwa:

Kontribusiku terhadap jaring pengaman sosial akan naik (melalui pajak), begitu juga Donald -- dengan asumsi dia tidak menemukan cara untuk menghindarinya.

Waktu mendengar namanya disebut, Trump tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke arah microphone, lalu mengeluarkan hinaan 'wanita menjijikkan' kepada istri Bill Clinton tersebut.

Hillary sendiri tidak menggubris hinaan itu sama sekali. Dia tetap melanjutkan menjawab pertanyaan dari moderator. Dari layar TV pun Trump terlihat menggeleng-gelengkan kepala seakan-akan dirinya adalah korban dari jawaban Hillary.

Itu adalah sebuah trik cerdas yang digunakan kandidat dari Partai Demokrat tersebut. Dia sengaja mengusilli lawan politiknya itu dengan terang-terangan menyinggung soal Trump yang tidak membayar pajak. Hillary juga menunjukkan sikap tangguhnya dengan tidak menggubris sama sekali hinaan Trump itu.

Kalimat tersebut justru diucapkan setelah Trump berkata tidak ada orang yang lebih menghormati wanita dibanding dirinya. Sebenarnya, tidak bisa dipungkiri bahwa hinaan tersebut merupakan respon kekanak-kanakkan ala Donald Trump. Ayah dari Ivanka Trump itu sudah terkenal tidak bisa mengendalikan temperamennya ketika merasa tersinggung.

Media sosial menginterpretasikan hinaan tersebut menjadi sebuah kampanye positif yang justru mendukung Hillary Clinton.

Editorial Team

Tonton lebih seru di