Jakarta, IDN Times - Hong Kong berencana menerapkan terobosan untuk memutus rantai penularan COVID-19. Salah satunya dengan memberi subsidi senilai HK$5.000 atau setara Rp9,1juta (kurs HK$1 = Rp1.829,93) bagi warga yang berpendapatan rendah namun dinyatakan terpapar COVID-19.
Harian Hong Kong, South China Morning Post (SCMP), Senin, 23 November 2020 rencana itu diumumkan oleh Menteri Kesehatan di sana. Mereka tengah berupaya mengendalikan kemunculan klaster baru yang terkait di klub dansa. Klaster itu menjadi klaster terbesar kedua di Hong Kong sejak pandemik COVID-19 melanda.
Pemerintah berharap dengan adanya insentif tersebut bisa meyakinkan warga yang khawatir akan kehilangan pekerjaan selama proses karantina, mau terbuka bila terpapar COVID-19. Dengan begitu warga yang dinyatakan tertular COVID-19 dan harus menjalani karantina, tak perlu khawatir akan kehilangan pendapatannya.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk membendung gelombang keempat COVID-19 di Hong Kong. Kasus harian di Hong Kong kembal melonjak hingga 68 pada Minggu, 22 November 2020.
Kemudian angka itu bertambah 46 karena terkait kasus klaster klub dansa, sehingga total kasus COVID-19 kini mencapai 80. Otoritas kesehatan di Hong Kong mengakui sulit untuk membendung kemunculan klaster baru.
Oleh sebab itu, otoritas Hong Kong untuk kali pertama mewajibkan tes COVID-19. Selain itu, semua orang yang pernah berkunjung ke klab itu sejak awal November wajib untuk diperiksa.
Bagaimana cara otoritas di Hong Kong menyiasati agar subsidi itu tidak disalahgunakan oleh warga di sana?