Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Arsip - Warga Yaman mengikuti unjuk rasa untuk memprotes serangan udara gabungan AS-Inggris terhadap kamp-kamp kelompok tersebut, di Sanaa, Yaman, 12 Januari 2024. (ANTARA/Xinhua/Muhammad Muhammad)

Jakarta, IDN Times – Pemimpin kelompok Houthi di Yaman, Abdul Malik al-Houthi, mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan melancarkan aksi yang lebih besar jika serangan Israel ke Gaza tidak dihentikan.

“Kami akan berusaha untuk meningkatkan eskalasinya jika agresi biadab dan brutal terhadap Gaza tidak berhenti, bersamaan dengan pengepungan terhadap rakyat Palestina yang tidak diberi bantuan dan obat-obatan,” ungkap Abdul Malik dalam pidatonya pada Selasa (7/2/2024), dilansir Reuters.

Kelompok Houthi yang kini menguasai Yaman telah melakukan serangkaian serangan terhadap kapal yang berlayar di Laut Merah sejak November lalu. Tindakan mereka mengatasnamakan perjuangan rakyat Palestina dan memicu serangan balasan dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

1. Menembak kapal AS dan Inggris

Ilustrasi kapal (pixabay.com/Pawel Grzegorz)

Dilansir Al Jazeera, Houthi dalam pernyataannya pada Selasa mengklaim telah menembakkan rudal ke dua kapal sipil di Laut Merah. Serangan tersebut dilaporkan menyasar kapal Inggris dan AS.

Juru bicara militer Houthi, Brigadir Jenderal Yahya Saree, membenarkan serangan terhadap kedua kapal tersebut. Ia mengulangi ancaman untuk melakukan lebih banyak operasi pertahanan diri terhadap sasaran musuh AS dan Inggris.

Serangan itu terjadi di sebelah barat pelabuhan Hodeidah di Yaman. Saree mengatakan rudal angkatan laut menghantam Morning Tide, kapal kargo milik Inggris berbendera Barbados, dan Star Nasia, kapal Amerika berbendera Kepulauan Marshall.

2. Gangguan pelayaran

Editorial Team

Tonton lebih seru di