Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pembebasan sandera (pexels.com/Pixabay)

Jakarta, IDN Times - Kelompok Houthi di Yaman menyerahkan 153 tawanan perang kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Sabtu (25/1/2025). Tawanan tersebut diidentifikasi sebagai individu terkait konflik dan sebelumnya telah menerima kunjungan rutin dari ICRC selama masa penahanan.

ICRC menyebut pembebasan ini sebagai momen penting bagi keluarga para tahanan yang menanti kepulangan orang terkasih mereka. Namun, rincian identitas para tahanan yang dibebaskan tidak dipublikasikan kepada publik.

1. Pembebasan sebagai langkah membangun kepercayaan

Ketua Komite Urusan Tawanan Houthi, Abdul Qader al-Murtada, mengatakan para tahanan yang dibebaskan adalah individu yang memiliki kondisi khusus.

“Sebagian besar dari mereka adalah kasus kemanusiaan, termasuk yang sakit, terluka, dan lanjut usia,” ujarnya, dikutip The New Arab.

Langkah ini, menurut al-Murtada, bertujuan membangun kepercayaan antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dan menciptakan peluang baru untuk dialog. ICRC menyambut baik tindakan ini dan menyatakan harapan untuk lebih banyak upaya serupa.

“Kami berharap pembebasan ini menjadi awal dari lebih banyak momen seperti ini,” kata Christine Cipolla, Kepala Delegasi ICRC di Yaman.

2. Konflik Yaman berlanjut di tengah pembebasan tawanan

Ilustrasi Tawanan (IDN Times/Mardya Shakti)

Meskipun pembebasan tawanan memberikan secercah harapan, situasi di Yaman tetap memanas. Pada Jumat (24/1/2024), PBB melaporkan bahwa tujuh stafnya ditahan oleh Houthi, menyusul penangkapan serupa terhadap 11 staf pada Juni 2024.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengecam tindakan tersebut sebagai penahanan sewenang-wenang dan mendesak pembebasan tanpa syarat.

“Penahanan ini tidak dapat diterima. Kami menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat atas semua staf PBB yang ditahan di Yaman,” kata Guterres.

Selain itu, Kantor Hak Asasi Manusia PBB di Sanaa juga tetap berada di bawah kendali Houthi sejak disita pada Agustus 2023. Kondisi ini meningkatkan tekanan internasional terhadap kelompok tersebut untuk menghormati hukum internasional.

3. ICRC fasilitasi pertukaran tawanan perang di Yaman

Dilansir Al Jazeera, ICRC memiliki peran penting dalam membantu pertukaran tawanan perang di Yaman selama bertahun-tahun. Pada 2020, organisasi ini memfasilitasi pembebasan sekitar 1.000 tawanan, sementara pada 2023, sebanyak 800 tahanan dibebaskan melalui kesepakatan serupa.

Tahun lalu, lebih dari 100 tahanan juga dibebaskan dalam pertukaran yang dimediasi ICRC. Langkah terbaru ini memberikan sinyal positif untuk melanjutkan negosiasi damai di tengah konflik yang telah menewaskan lebih dari 150 ribu orang dan menciptakan krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team